Pamekasan (Antara Jatim) - Takbir Lebaran di Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Kamis (16/7) malam terganggu pesta petasan dan joget musik dugem yang dilakukan oleh sebagian kelompok pemuda, meski pemkab setempat telah mengimbau agar masyarakat tidak melakukan itu.
Sejak azan magrib bunyi petasan di Kota Pamekasan terdengar bersahut-sahutan, bahkan ada beberapa kelompok masyarakat yang sengaja membentuk formasi, seperti saling serang.
Aksi main petasan ini tidak hanya di kota, akan tetapi juga hingga ke pelosok desa di Kabupaten Pamekasan dengan alasan, karena Lebaran bagi sebagian kelompok pemuda ini merupakan hari kebahagiaan, dan petasan dianggap sebagai representasi menyalurkan kebahagiaan mereka selama satu bulan berpuasa.
"Kan hanya satu tahun sekali, biarkan saja meski ada larangan wong tidak ada petugas disini," kata salah seolah pemuda di Kecamatan Kadur, Pamekasan, Matsuri.
Tidak hanya petasan, jenis kegiatan lain yang juga mengganggu kumandang takbir malam Lebaran di Pamekasan kali ini adalah pesta musik dugem yang digelar oleh beberapa kelompok pemuda.
Mereka awalnya menggelar takbir keliling sebagaimana takbir yang biasa digelar pada malam Lebaran dengan memutar kaset/VCD.
Akan tetapi takbir yang diputar kelompok pemuda yang mengendarai mobil dengan bak terbuka ini mengubah jenis musik yang diputarnya menjadi musik dugem, yakni jenis musik yang biasa dimainkan pada tempat-tempat hiburan malam.
Tidak hanya itu, mereka juga berjoget ria di atas mobil, bahkan beberapa di antaranya terlihat menggunakan pakaian layaknya yang biasa dipakai penyanyi rok.
Salah satunya seperti yang terpantau Antara di sepanjang Jalan Raya Pamekasan-Sumenep di Desa Buddagan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
Kelompok pemuda yang berpesta musik dugem sambil berjoget ria dengan mobil pikap L300 dan pengeras suara yang memekakkan telinga itu, tidak hanya berjoget saat di jalan raya, akan tetapi juga saat masuk di area SPBU Buddagan, saat hendak mengisi bakan bakar mobil yang digunakan mereka.
Selain di Jalan Pamekasan-Sumenep, pesta musik dugem juga digelar tiga kelompok pemuda di sepanjang Jalan Raya Trunojoyo hingga ke Jalan Raya Panglegur, Pamekasan.
"Seharusnya mereka ini dibubarkan, sebab apa yang mereka lakukan sangat terkesan tidak menghormati kemulyaan Idul Fitri dengan cara menggelar pesta dugem seperti itu," kata Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat STAIN Abd Malik.
Pemkab Pamekasan, sebenarnya telah mengupayakan agar keberadaan kelompok pemuda yang biasa menggelar pesta musik dugem setiap malam takbiran itu bisa diarahkan kepala kegiatan positif lainnya.
Salah satunya dengan cara menggelar lomba takbir keliling berhadiah sebagaimana digelar di masing-masing kecamatan di Kabupaten Pamekasan, Kamis malam.
Hanya saja, tidak semua warga mengikuti upaya Pemkab Pamekasan, dan pesta musik dugem ditemukan masih digelar di malam takbiran saat ini.
"Ini tentu butuh dukungan semua pihak. Sebab, jika dibirkan, maka Pamekasan jelas akan semakin parah," pungkasnya. (*)