Tulungagung (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berencana mengambil alih seluruh tanggung jawab pelaksanaan kegiatan tradisional tahunan "Jamasan Tombak Pusaka Kanjeng Kiai Upas, terhitung mulai tahun depan (2015). Kepastian itu disampaikan Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo usai mengikuti rangkaian prosesi jamasan yang dipusatkan di "Dalem Kanjengan", Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kedungwaru, Jumat pagi. "Ahli waris juga setuju bahwa berikutnya kegiatan atau ritual (jamasan) ini akan diserahkan sepenuhnya ke pemerintah daerah," terangnya. Syahri belum menjelaskan bentuk ataupun konsep pengembangan tradisi lokal yang telah menjadi ikon Kabupaten Tulungagung tersebut. Namun ia mengisyaratkan, prosesi ritual maupun rangkaian kegiatan yang mengiringinya akan dilakukan lebih besar dan meriah. "Kami akan secepatnya berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengkonsultasikan sekaligus merancang kegiatan dimaksud agar ritual jamasan memiliki dampak pariwisata yang tinggi," tandasnya. Ritual memandikan tombak pusaka Kanjeng Kiai Upas selama ini masih diselenggarakan oleh keluarga Pringgokusuman, pewaris tombak Kiai Upas. Pemerintah daerah dalam kegiatan selama ini hanya sebagai tamu undangan. Namun karena ritual jamasan selalu menarik perhatian masyarakat dan menjadi salah satu ikon wisata daerah, Pemkab Tulungagung juga selalu mengucurkan bantuan dalam bentuk pendanaan kegiatan maupun bantuan dalam bentuk fisik lainnya. "Kami selama ini sifatnya hanya membantu. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan sepenuhnya ada di tangan keluarga Pringgokusuman. Kecuali tahun depan, sesuai janji bupati event ini akan diambil alih sepenuhnya," kata Ahmad Pitoyo. Ritual jamasan tombak pusaka Kanjeng Kiai Upas digelar setiap Jumat Kliwon pada Bulan Suro, penanggalan Jawa, di pendopo Dalem Kanjengan, Kelurahan Kepatihan. Dalem Kanjengan merupakan tempat tinggal mendiang Raden Mas Pringgo Kusumo, Bupati Tulungagung ke X. Berdasarkan babad sejarah Tulungagung, sebelum bertempat tinggal di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso di sekitar lingkungan alun-alun Kota Tulungagung, Bupati Tulungagung menjalankan pemerintahanya dari Dalem Kanjengan. Pusaka Kiai Upas yang berwujud tombak ini berkaitan erat dengan sejarah Kerajaan Mataram Islam. Kiai Upas merupakan pusaka milik Ki Ageng Mangir, menantu Raja Mataram yang menolak tunduk dengan kekuasaan (Mataram). Pemberontakan Mangir berhasil dipadamkan setelah Ki Ageng Mangir terbunuh. Tombak Kiai Upas sendiri dikuasai oleh Mataram. Oleh panitia kisah tombak kiai upas ini diceritakan ulang dalam setiap prosesi jamasan. (*)
Pemkab Tulungagung Berencana Ambil Alih Jamasan Kiai Upas
Jumat, 7 November 2014 16:06 WIB