Pengiriman Barang di Stasiun Madiun Masih Sepi
Senin, 21 Juli 2014 14:14 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Transaksi pengiriman barang yang menggunakan jasa kereta api di Stasiun Madiun, Jawa Timur, tergolong sepi menjelang Lebaran Idul Fitri 2014.
Karyawan salah satu jasa ekspedisi di Stasiun Besar Madiun, Ari Rusbiantoro, Senin, mengatakan, sepinya warga yang mengirimkan barang atau paketan lewat kereta api tersebut, diperkirakan karena naiknya harga sewa atau tarif gerbong per tanggal 1 Juni 2014.
"Ada kenaikan tarif gerbong sejak 1 Juni lalu. Sehingga, kami secara otomatis juga menyesuaikan untuk biaya pengiriman yang ditarik," ujar Ari Rusbiantoro, kepada wartawan.
Ia menuturkan, sebelum ada kenaikan tarif gerbong, transaksi pengiriman barang melalui jasa kereta api pada lebaran tahun lalu meningkat hingga 75 persen. Namun, jelang lebaran ada tahun tidak ada peningkatan dan bahkan hampir sama dengan hari biasa.
Adapun, ongkos atau tarif pengiriman sepeda motor dari Madiun ke Jakarta jenis bebek sebelum ada kenaikan tarif, berkisar antara Rp350 ribu hingga Rp400 ribu.
Setelah ada kenaikan terlebih menjelang lebaran tahun ini, tarifnya mencapai Rp500 ribu. Untuk motor besar, tarif pengirimannya bisa menembus Rp800 ribu.
Sedangkan untuk pengiriman barang jenis konveksi, parcel lebaran, maupun mebel, tarif pengirimannya dihitung berdasarkan berat. Setiap 10 kilogramnya dipatok antara Rp70 ribu hingga Rp80 ribu.
Ari menilai, kenaikan ongkos kirim tersebut cukup memberatkan konsumen. Sehingga, banyak konsumen yang urung mengirimkan motornya melalui jasa kereta api dan lebih memilih untuk mengendarainya saat mudik.
Sementara, kondisi sebaliknya terjadi pada jumlah penerimaan barang dari luar kota menuju Kota Madiun. Rata-rata, barang yang diterima tersebut berasal dari kota-kota besar seperti, Jakarta, Bandung, Cirebon, dan Purwokerto.
"Meskipun pengiriman keluar masih sepi, setidaknya kami justru banyak menerima barang dari kota-kota besar. Paling banyak adalah barang berupa konveksi," kata Ari. (*)