Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan 22 desa di sembilan kecamatan di daerah itu rawan bencana kekeringan selama musim kemarau yang dipicu pengaruh "El Nino". "Wilayah yang rawan kekeringan yang kemungkinan terjadi selama musim kemarau itu sesuai laporan dari camat yang melakukan pemetaaan daerahnya masing-masing," kata Kasi Kesiapsiagaan pada BPBD Bojonegoro Sukirno, Sabtu. Sesuai laporan yang diterima, katanya, sembilan kecamatan yang rawan kekeringan tersebut, di antaranya, ada yang warganya harus menempuh perjalanan lebih dari 3 kilometer untuk memperoleh sumber air bersih, tetapi ada juga yang tidak lebih dari 3 kilometer. "Kami minta masyarakat waspada, sebab pengaruh 'El Nino lemah' akan terjadi mulai Juli sampai Desember, sehingga musim hujan akan mundur," paparnya. Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta, hujan yang terjadi selama Juli hanya berlangsung lima hari dengan curah hujan berkisar 0-50 mm. "Sesuai prakiraan BMKG Kekeringan akan mulai terjadi Juli," ujarnya. Ia menyebutkan 22 desa yang rawan kekeringan tersebut di Kecamatan Sugihwaras, Ngraho, Kedungadem, Temayang, Sekar, Gondang, Balen, Dander dan Kedewan. "Saat ini sudah ada tujuh kecamatan yang warganya melapor mulai mengalani kesulitan air bersih. Tapi kami akan melakukan pengecekan sebelum memasok air bersih," tandasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan penanganan bencana di daerahnya dilakukan melalui empat posko yaitu di kantor induk BPBD, dan tiga posko di Kecamatan Temayang, Padangan dan Baureno. "Tiga posko BPBD di kecamatan itu juga melayani air bersih. Di masing-masing posko dipersiapkan mobil tangki serbaguna yang bermanfaat untuk memasok air bersih bagi warga yang mengalami kekeringan," katanya. (*)
22 Desa di Bojonegoro Rawan Kekeringan
Sabtu, 28 Juni 2014 17:36 WIB