Lamongan (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan mencatat ratusan hektare area persawahan di dua kecamatan, yakni Kedungpring dan Modo, terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan serta meluapnya aliran sungai.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lamongan Naim mengatakan banjir tersebut menggenangi lahan pertanian di Kecamatan Kedungpring seluas 135 hektare dan di Kecamatan Modo 193 hektare.
“Total keseluruhan area persawahan yang terdampak seluas 328 hektare,” katanya saat dikonfirmasi di Lamongan, Jawa Timur, Jumat.
Ia menjelaskan tanaman padi yang terendam rata-rata berusia 5–10 hari, sementara sebagian lahan lainnya masih dalam tahap persiapan tanam. Selain merendam sawah, banjir juga berdampak pada permukiman warga di sekitar lokasi.
Naim merinci banjir dari dua kecamatan tersebut melanda 13 dusun, terdiri atas empat dusun di Kecamatan Kedungpring dan sembilan dusun di Kecamatan Modo.
“Upaya yang kami lakukan bersama Pemerintah Kabupaten Lamongan yaitu normalisasi sungai dan saluran air, termasuk pembersihan di pintu-pintu air,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa aliran air di wilayah tersebut belum optimal karena pekerjaan normalisasi Kali Pridjetan masih berlangsung dan belum selesai sepenuhnya.
Sementara itu, salah satu warga Kecamatan Kedungpring, Muhammad Nurzamzami, membenarkan bahwa wilayahnya kembali dilanda banjir.
Ia menyebut empat dusun, yakni Mojodadi, Jatidrojog, Kradenan, dan Gunungrejo, menjadi langganan banjir karena berada pada daerah aliran sungai menuju Waduk Semar Mendem di Kabupaten Bojonegoro.
