Dominasi Tim Papan Atas Masih Sulit Dibendung
Rabu, 4 Juni 2014 14:04 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Kompetisi bola basket nasional Speedy NBL Indonesia musim 2013/2014 segera memasuki babak penentuan juara "Championship Series" di GOR Universitas Negeri Yogyakarta pada 6-14 Juni.
Sebanyak delapan dari 12 tim yang menempati peringkat terbaik pada kompetisi musim reguler telah memastikan tempat di babak paling krusial, yakni Satria Muda Britama Jakarta, juara bertahan Aspac Jakarta, Pelita Jaya Energi MP Jakarta, dan CLS Knights Surabaya.
Selanjutnya, Garuda Kukar Bandung, Stadium Jakarta, Hangtuah IM Sumsel, dan terakhir Bimasakti Nikko Steel Malang.
Sejak kompetisi bola basket yang dulunya bernama Indonesia Basketball League (IBL) berubah format menjadi National Basketball League (NBL) Indonesia dengan pengelola baru PT DBL Indonesia pada 2010, baru dua tim yang sudah merasakan gelar juara.
Satria Muda Britama menjadi juara pada kompetisi tahun pertama 2010/2011 dan kembali mempertahankan gelarnya pada tahun berikutnya 2011/2012.
Memasuki tahun ketiga 2012/2013 kompetisi NBL, giliran tim asal Ibukota Jakarta lainnya yang berjaya, yakni Aspac. Baik Satria Muda maupun Aspac memang terkenal sebagai tim papan atas dan telah terlibat rivalitas sejak kompetisi berformat IBL.
Pada kompetisi musim ini, Satria Muda Britama kembali difavoritkan menjadi juara. Hal itu tidak lepas dari dominasi Rony Gunawan dan kawan-kawan yang menjuarai musim reguler dengan statistik 29 kali menang dan empat kali kalah.
Pesaing terberat Satria Muda tetap datang dari tim sekota Aspac Jakarta, yang menempati peringkat kedua musim reguler dengan 28 kemenangan dan lima kali kalah.
Di luar kedua tim papan atas dan langganan juara tersebut, kekuatan Pelita Jaya Energi MP Jakarta dan CLS Knights Surabaya juga tidak bisa disepelekan. Apalagi, Pelita Jaya sukses mengapai babak final musim lalu, namun takluk dari Aspac.
Sementara CLS Knights yang merupakan finalis NBL musim 2010/2011, kali ini memiliki "darah baru" dengan kehadiran pelatih bertangan dingin asal Korea Selatan, Kim Dong-won, yang baru saja dinobatkan sebagai pelatih terbaik.
Racikan Mr Kim (sapaan Kim Dong-won) membawa banyak perubahan pada permainan CLS Knights, terutama pertahanan yang lebih kuat dan serangan yang lebih tajam.
"Persaingan menuju gelar juara masih panjang, kami harus mempersiapkan diri dengan maksimal untuk menghadapi Championship Series," kata pelatih Satria Muda Britama, Cokorda Raka Satrya Wibawa.
Pelatih yang akrab disapa Wiwin ini mengungkapkan fokus persiapan timnya adalah membenahi sektor pertahanan yang selama musim reguler masih menyisakan beberapa kelemahan.
"Menyerang dan bertahan harus sama-sama kuat, karena pertandingan nanti sudah pasti lebih ketat," tambah mantan pemain nasional itu.
Berdasarkan jadwal resmi yang dirilis PT DBL Indonesia selaku pengelola liga, babak Championship Series tetap menggunakan sistem "double elimination", kecuali grand final. Dalam sistem ini, tim harus kalah dua kali sebelum tersingkir.
"Sistem gugur ganda (double elimination) telah berjalan sukses pada tahun-tahun sebelumnya dan menjadikan babak 'playoff' penuh dengan laga-laga mendebarkan dan selalu menghadirkan kejutan," kata Direktur DBL Indonesia sekaligus Komisioner NBL, Azrul Ananda.
Sesuai regulasi, delapan tim peserta akan dibagi dalam dua grup, yakni satu grup dihuni tim peringkat 1, 4, 5, dan 8. Kemudian grup lainnya berisi tim peringkat 2, 3, 6, dan 7.
Juara musim reguler Satria Muda Britama akan mengawali pertandingan menghadapi Bimasakti Nikko Steel Malang sebagai penghuni peringkat ke-8. Selanjutnya Pelita Jaya Energi MP (peringkat ke-3) bertemu Stadium Jakarta (peringkat ke-6).
Kemudian juara bertahan Aspac (peringkat ke-2) ditantang Hangtuah IM Sumsel (peringkat ke-7) dan CLS Knights (peringkat ke-4) terlibat bentrok dengan Garuda Kukar Bandung (peringkat ke-5).
Di atas kertas, baik Satria Muda, Aspac maupun Pelita Jaya akan bisa melewati hadangan lawan-lawan yang secara kualitas berada di bawahnya. Sementara laga sengit tersaji antara CLS dan Garuda Bandung.
"Musim lalu kami terhenti di grand final. Untuk musim ini, target kami bisa meraih hasil lebih baik," kata pemain pilar Pelita Jaya Jakarta, Ponsianus Nyoman Indrawan, saat penobatan dirinya sebagai pemain terbaik (MVP).
Menurut pemain yang akrab disapa Komink itu, peluang timnya menjadi kampiun NBL musim ini cukup terbuka, kendati diakui Satria Muda dan Aspac sangat difavoritkan bertemu di grand final.
"Peluangnya masih 'fifty-fifty', karena di babak reguler, kami pernah mengalahkan mereka. Kami harus bekerja lebih keras untuk mewujudkan gelar juara," tambah Komink.
Secara terpisah, pelatih Aspac Jakarta Rastafari Horongbala menegaskan anak-anak asuhnya tidak boleh menganggap remeh setiap lawan yang dihadapi pada Championship Series, karena para kontestan dipastikan sudah menjalani persiapan lebih optimal.
Kendati gagal meraih posisi puncak pada akhir musim reguler, Rastafari menyebut kesempatan timnya untuk mempertahankan gelar juara masih terbuka.
"Penampilan tim kami menjelang akhir musim memang kurang maksimal, karena beberapa pemain pilar mengalami cedera, seperti Mario Gerungan, Fandi Andika Ramadhani dan Ferdinand Damanik. Tapi, anak-anak sudah siap menghadapi Championship Series," ujarnya.
Bagaimana dengan peluang tim-tim papan tengah, seperti Stadium, Hangtuah IM Sumsel dan Bimasakti Nikko Steel untuk menembus dominasi tim papan atas? Sudah pasti akan sangat berat, karena ada ketimpangan kualitas pemain.
Hangtuah IM Sumsel misalnya, memang sempat membuat kejutan di laga penutup seri terakhir musim reguler di Surabaya pada pertengahan Mei lalu, dengan menaklukkan Garuda Kukar Bandung.
Namun, hasil itu tidak bisa menjadi jaminan saat mereka menghadapi juara bertahan Aspac di Yogyakarta nanti. Apalagi selama babak reguler, Hangtuah juga tidak pernah menang lawan Aspac.
"Semua pemain mau melakukan 'defense' (pertahanan) dengan ngotot dan kerja sama tim mengalir dengan sangat baik. Permainan seperti ini yang kami harapkan di babak playoff nanti," papar asisten pelatih Hangtuah IM Sumsel, Koko Heru S Nugroho, usai timnya mengalahkan Garuda Bandung.
Terlepas dari masih kuatnya dominasi tim-tim papan atas, kompetisi Speedy NBL Indonesia 2013/2014 yang berlangsung enam seri di lima kota, telah menjadi sajian menarik bagi pecinta basket di Tanah Air.
Secara keseluruhan, ke-12 kontestan telah memainkan sebanyak 232 pertandingan, termasuk 34 pertandingan pramusim. Jumlah pertandingan yang sangat banyak untuk ukuran sebuah kompetisi bola basket di Tanah Air, yang tidak pernah ada sebelumnya.
Tentu sasaran akhir dari sebuah kompetisi tidak sekadar mencari sang juara, tetapi bagaimana ajang tersebut mampu menempa pemain-pemain potensial menjadi lebih berkualitas untuk kepentingan yang lebih besar, yakni tim nasional. (*)