Ambon (Antara) - Buronan yang menamakan diri pemimpin eksekutif transisi Front Kedaulatan Maluku Separatis Republik Maluku Selatan (FKM/RMS), Simon Saiya, ditangkap polisi di kawasan Batu Gantung, kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Jumat. Simon ditangkap bersama sejumlah pengikutnya di pertigaan jalan Batu Gantung, seperti disaksikan wartawan Antara. Simon memimpin eksekutif transisi FKM/RMS menggantikan Alexander Manuputty yang kini buron di Amerika Serikat. Alexander pergi dari Indonesia tahun 2003 dan disebut-sebut berada di Amerika Serikat. Simon adalah buronan sejak peristiwa "tarian liar" saat peringatan Harganas XIV di Ambon, 29 Juni 2007. Simon diamankan di Mapolres pulau Ambon dan pulau - pulau Lease. Karo Ops Polda Maluku, Kombes Pol. Martuany Siregar mengakui Simon dan sembilan peserta jalan kaki lainnya ditangkap. "Satu bendera RMS yang dinamakan "benang raja" maupun dua bendera PBB telah diamankan sebagai barang bukti," katanya. "Tarian liar" saat peringatan Harganas XIV di Ambon, 29 Juni 2007 yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Any Yudhoyono, anggota Kabinet Indonesia Bersatu I, para Gubernur dan Bupati/ Wali Kota se- Indonesia. Dalam peristiwa itu ditangkap 39 pengikut gerakan separatis RMS, sedangkan Simon Saiya menjadi buronan. (*)
Berita Terkait

Kemenhut ungkap aktivitas tambang emas ilegal di TN Meru Betiri
4 Juli 2025 16:17

Komisi VII DPR rapat dengan TVRI, RRI dan ANTARA bahas program kerja
3 Juli 2025 16:58

Kemenpar imbau masyarakat tak balas rating buruk ke destinasi Brazil
3 Juli 2025 15:35

Kepala BNN beri tanggapan soal legalisasi ganja untuk medis di Indonesia
2 Juli 2025 15:22

Presiden: Jadilah polisi yang dicintai rakyat
1 Juli 2025 15:15

Menteri PU akan evaluasi seluruh jajaran pasca-OTT KPK
28 Juni 2025 21:45

Menkomdigi tegaskan mahasiswa harus jadi punggawa AI
28 Juni 2025 13:39