SKK Migas Optimistis Produksi Blok Cepu November
Selasa, 4 Maret 2014 15:48 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas optimistis produksi puncak minyak Lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), sebesar 165 ribu barel/hari bisa terealisasi November 2014.
"SKK Migas optimistis produksi puncak minyak Blok Cepu tidak akan mundur lagi. Bisa terealisasi Nopember 2014, meskipun ada sejumlah permasalahan di lapangan yang belum bisa diselesaikan," kata Kepala Percepatan Proyek Banyu Urip Blok Cepu Yulius Wiratno, di Bojonegoro, Selasa.
Sesuai laporan Menteri ESDM Jero Wacik di Jakarta, target produksi puncak minyak Lapangan Banyuurip, Blok Cepu akan mundur selama empat bulan, dari rencana Juli menjadi November 2014.
Lebih lanjut Yulius menjelaskan pihaknya menerjunkan tim pengawas yang melakukan pemantauan secara langsung pekerjaan pembangunan proyek minyak Blok Cepu mulai "engineering, procurement, and construction/EPC I sampai V agar tepat waktu.
"Sesuai laporan yang masuk perkembangan pembangunan EPC I sampai V secara keseluruhan baik di Bojonegoro maupun di Tuban sudah mencapai 83 persen," jelasnya.
Menjawab pertanyaan, ia menegaskan SKK Migas masih belum menerima permintaan tambahan anggaran sebesar Rp1,8 triliun dari kontraktor minyak Blok Cepu PT Triparta-Samsung Jakarta.
"Kami belum menerima pengajuan anggaran dari PT Tripatra-Samsung. Kemungkinan masih dibicarakan secara teknis dengan Mobil Cepu Limited (MCL)," ujarnya, menegaskan.
Namun, menurut dia, SKK Migas akan melakukan verifikasi kalau memang ada pengajuan tambahan anggaran dari kontraktor migas PT Tripatra-Samsung.
Secara prinsip, katanya, pengajuan anggaran atau penggurangan anggaran dalam pekerjaan proyek migas bisa saja dilakukan sepanjang ada alasan yang jelas.
"Kalau ada pengajuan tambahan anggaran berarti harus ada tambahan pekerjaan, begitu pula sebaliknya pengurangan anggaran bisa sepanjang ada pengurangan pekerjaan," paparnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Bojonegoro Soehadi Mulyono menyebutkan permasalahan yang belum selesai dalam pekerjaan proyek minyak Blok Cepu, di antaranya, tukar guling tanah kas desa seluas 13,2 hektare dan sewa lahan "early processing facilties" (EPF) minyak Blok Cepu yang waktunya sudah habis.
"Banyak pekerjaan proyek Blok Cepu yang dikerjakan kontraktor lokal belum terbayar sampai tujuh bulan," ujarnya.(*)