JOB Pertamina-PEJ Eksplorasi Sumur Migas Baru
Kamis, 14 November 2013 22:39 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Perusahaan migas Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (PEJ) melakukan eksplorasi terhadap sejumlah sumur minyak dan gas baru di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Tuban dan Gresik, Jawa Timur guna meningkatkan kapasitas produksinya.
Kepala Administrasi Lapangan JOB Pertamina-PEJ, Hananto Aji, saat menerima kunjungan kelompok kerja wartawan bidang migas di Bojonegoro, Kamis, mengemukakan salah satu sumur migas yang saat ini dalam proses ekplorasi adalah Sumur Sumber di Kabupaten Tuban.
"Total investasi untuk eksplorasi dan pengembangan satu sumur migas sekitar Rp90 miliar. Sumur baru itu diperlukan untuk menggantikan sumur lama yang produksinya sudah mulai menurun," katanya.
Perusahaan patungan Pertamina Hulu Energi (pemegang 75 persen saham) dengan Petrochina International Java Ltd itu, mengelola puluhan sumur migas yang tersebar di wilayah Bojonegoro, Tuban dan Gresik.
Hananto menjelaskan produksi minyak yang dihasilkan dari Lapangan Sukowati (Bojonegoro) dan Lapangan Mudi (Tuban), saat ini sekitar 32.500 barel per hari. Jumlah itu menurun dibanding beberapa tahun lalu yang sempat menembus 45.000 barel per hari.
Terus merosotnya sumber minyak di Lapangan Mudi karena proses alamiah menjadi penyebab menurunnya produksi minyak, sehingga kini lebih dari 90 persen produksi dihasilkan dari Lapangan Sukowati.
"Sumur di Lapangan Mudi sudah melewati fase puncak dan sekarang produksinya tinggal sekitar 1.800 barel per hari. Produksi Mudi pernah mencapai 20.000 barel per hari selama beberapa tahun," tambahnya.
Hananto optimistis pengembangan sejumlah sumur migas baru akan mampu meningkatkan kembali produksi minyak JOB Pertamina-PEJ, seperti yang pernah dicapai beberapa waktu sebelumnya.
JOB Pertamina-PEJ memiliki area kerja seluas 1.478 kilometer persegi dan secara keseluruhan telah mengebor 62 sumur di wilayah Bojonegoro, Tuban dan Gresik, namun sebagian sumur migas sudah ditutup karena produksinya terus menurun dan tidak efisien. (*)