Bogor (Antara Jatim) - Forum Konservasi Satwa Liar (Foksi) mendesak pemerintah untuk berkonsentrasi melestarikan hewan liar yaitu macan tutul yang populasinya semakin berkurang, dengan membuat "rescue". "Luas hutan yang berkurang, membuat populasi satwa liar juga semakin berkurang. Mereka bahkan para satwa itu turun ke perkampungan warga memakan ternak," kata pengurus Foksi Aan di Bogor, Jumat. Tjandra Muh Amin, anggota Foksi lain mengatakan populasi macan tutul saat ini terancam. Selain karena kawasan hutan yang semakin sempit, aktivitas manusia yang melakukan eksploitasi hutan juga membuat mereka kesulitan mendapatkan makanan. Sejumlah macan tutul bahkan ada yang sampai dibunuh. Bahkan, dagingnya dimakan oleh manusia, sementara sebagian lain ada yang terluka ketika ditangkap, membuat mereka harus mengalami kecacatan permanen. Untuk itu, harus ada lokasi tempat penyelamatan hewan langka tersebut. Tjandra mengatakan, laporan terakhir adanya temuan hewan yang aktif di malam hari ini berada di Desa Girimukti, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. seeekor macan tutul dengan jenis kelamin jantan berhasil ditangkap pada 13 Oktober lalu. "Ini berawal dari laporan warga yang mengaku resah banyak kehilangan hewan ternak. Setelah tim menindaklanjuti dan memeriksa, ternyata ada jejaknya (macan tutul)," katanya. Jejak itu, kata dia, salah satunya diketahui dari lokasi tempat hewan itu bermain. Terdapat sejumlah pohon yang ada bekas cakaran hewan, yang dilihat dari ukurannya seperti cakar macan tutul, serta kotoran dari hewan itu. Pihaknya dengan sejumlah rekan berusaha memasang perangkap, berupa kotak yang terbuat dari besi. Ukuran kotak itu dalah 1x1,5 meter dan di dalamnya diberikan umpan berupa ayam. "Kami tidak memerlukan waktu lama untuk menangkap, karena malam harinya hewan itu berhasil masuk perangkap," katanya. Ia juga mengatakan, lokasi penangkapan hewan itu memang cukup jauh, berada di areal perbukitan. Tim juga cukup kesulitan untuk membawa hewan itu turun perbukitan, namun dengan dibantu sejumlah warga desa akhirnya berhasil dibawa turun. Saat membawa turun pun, ia dengan tim harus memasang tutup di kotak tempat hewan itu berada, demi mencegah stres. Sebab, jika menderita stres, hewan itu menjadi lebih agresif, bahkan bisa melukai dirinya sendiri, seperti gigi dan cakarnya. Untuk saat ini, hewan yang diperkirakan berusia tujuh tahun itu dibawa ke Taman Safari Bogor. Ia dipelihara di tempat itu, bersama dengan sejumlah rekan sesama jenisnya. Di lokasi itu, ada sekitar lima macan tutul yang ditempatkan di ruangan khusus untuk keperluan adaptasi. (*)
Berita Terkait

WWF Desak Pemerintah Lestarikan Bakau Pesisir
1 Oktober 2014 11:24

Balai Besar TNBTS tangkap aktivitas dua ekor macan tutul Jawa
23 Januari 2025 20:42

Pantau satwa langka, TN Meru Betiri pasang 32 kamera trap
20 September 2024 15:36

Macan tutul jawa terekam kamera berkeliaran di hutan Sanggabuana
18 Juni 2023 21:39

Keseriusan TN Meru Betiri lindungi macan tutul Jawa dari ancaman kepunahan
28 Maret 2023 16:57

Kepala Balai: Populasi macan tutul Jawa di TN Meru Betiri cenderung bertambah
21 Maret 2023 17:49

Populasi macan tutul di Taman Nasional Meru Betiri terus bertambah
12 Januari 2021 17:08

Kehilangan habitat adalah ancaman utama Macan Tutul Jawa
9 Juni 2020 13:07