Dishutbun: Panen Tembakau di Bojonegoro Masih Minim
Jumat, 30 Agustus 2013 9:18 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jatim, menyebutkan panen tembakau di daerahnya masih minim baru sekitar 574 hektare dari luas areal tertanam seluas 5.542 hektare.
"Sesuai laporan petugas penyuluh lapangan (PPL) tanaman tembakau baru seluas 574 hektare baru mulai panen sejak sepekan terakhir. Rata-rata baru petikan daun pertama dan kedua," jelas Kepala Bidang Usaha Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan, Jumat.
Ia menjelaskan daerah yang sudah mulai panen tembakau di antaranya, di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru, Kedungadem ,Sugihwaras, Temayang, dan kecamatan lainnya terutama di wilayah selatan yang masa awal tanam tembakau berkisar Mei-Juni.
"Kalau perkiraan kami puncak panen tembakau baru akan berlangsung pertengahan September," jelasnya.
Oleh karena itu, menurut dia, harga tembakau virginia Voor Oost (VO) panenan petikan pertama dan kedua masih belum terlalu tinggi masih berkisar Rp1.000-Rp1.250/kilogram.
Begitu pula, lanjutnya, harga tembakau rajangan petikan kedua dan ketiga berkisar Rp8.000-Rp10.000/kilogram dengan pembeli masih pedagang lokal.
"Meskipun gudang belum melakukan pembelian, tapi harga tembakau daun basah dan rajangan tergolong normal," ucapnya.
Sesuai data di Dishutbun setempat, luas areal tanaman tembakau tertanam untuk Virginia VO seluas 5.954 hektare dan Jawa 687,50 hektare.
Menjawab pertanyaan, Insan menjelaskan produksi tanaman tembakau tertanam di daerahnya masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pabrikan dan pengusaha tembakau yang akan melakukan pembelian tembakau musim tanam tahun ini.
Sesuai data, pabrikan rokok dan pengusaha tembakau akan melakukan pembelian tembakau sebanyak 8.726 ton kering atau seluas berkisar 7.000-8.000 hektare.
Hanya saja, menurut dia, banyak tanaman tembakau di daerahnya yang ditanam pada awal tanam terganggu hujan, sehingga pertumbuhannya tidak wajar. Selain itu, masih ada tanaman tembakau yang juga melanggar jadwal tanam normal, karena baru ditanam awal Agustus dengan luas sekitar 1.000 hektare.
"Kalau harapan kita semua tanaman tembakau yang ada terbeli," ujarnya. (*)