Dishutbun: Luas Tanaman Tembakau Bojonegoro 5.253 Hektare
Kamis, 11 Juli 2013 15:19 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Luas areal tanaman tembakau di Bojonegoro, Jatim, hanya 5.253 hektare atau tidak mencapai target yang ditetapkan seluas 7.118 hektare pada musim tanam tembakau tahun ini.
Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro Akhmad Djupari, Kamis, mengatakan, tidak tercapainya luas tanaman tembakau di daerahnya disebabkan hujan masih turun, sehingga petani kembali memilih menanam padi.
Sesuai target, katanya, luas areal tanaman tembakau di daerahnya ditetapkan seluas 7.118 hektare baik jenis Virginia VO maupun Jawa dengan mengacu jumlah pembelian tembakau yang dilakukan pabrikan tahun ini sebanyak 8.496 ton daun kering
Pada musim tanam tahun ini, katanya, PT Gudang Garam sebagai pembelian terbesar produksi tembakau di daerahnya tidak melakukan pembelian tembakau dengan alasan stoknya masih mencukupi.
"Kalau kondisi normal luas tanaman tembakau tertanam di Bojonegoro saat ini sudah bisa mencapai 12 ribu hektare," kata Djupari didampingi Kepala Bidang Usaha Perkebunan Khoirul Insan.
Ia menyebutkan tanaman tembakau seluas 5.253 hektare itu jenis Virginia Voor Oosgt (VO) 4.614,5 hektare dan Jawa 638.5 hektare yang tertanam di 22 kecamatan per 10 Juli.
"Tapi kami masih menerima laporan dari petugas di lapangan di sejumlah daerah saat ini masih ada yang menanam tembakau," paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan para petani yang saat ini masih menanam tembakau, di antaranya, di sejumlah desa di Kecamatan Kepohbaru, Sugihwaras, Kedungadem, dan Sukosewu.
"Tapi tanaman tembakau yang ditanam saat ini menyalahi ketentuan ideal jadwal tanam. Seharusnya masa ideal tanaman tembakau antara Mei-Juni," jelasnya.
Yang jelas, katanya, pemkab pernah mengeluarkan imbauan melalui surat yang disampaikan kepada camat untuk diteruskan kepada desa dan petani agar beralih mencari tanaman alternatif penganti tembakau, seperti kacang hijau, kedelai atau cabai.
"Meskipun luas areal tanaman tembakau dibawah target justru menguntungkan petani, sebab kemungkinan harga tinggi, selain produksi semua bisa terbeli," katanya. (*)