Dishutbun: Tanaman Tembakau Bojonegoro Baru 1.359 Hektare
Kamis, 27 Juni 2013 11:48 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jatim, menyebutkan areal tanaman tembakau tertanam di wilayahnya baru seluas 1.359 hektare, baik jenis Virginia Voor Osgt (VO) maupun Jawa menjelang tutup tanam akhir Juni.
"Perkiraan kami luas areal tanaman tembakau tahun ini bisa mencapai 5.000 hektare, sebab kemungkinan petani masih ada yang menanam tembakau sampai akhir Juli," kata Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dishutbun Bojonegoro Khoirul Insan, Kamis.
Ia menjelaskan tanaman tembakau seluas 1.359 hektare dengan rincian jenis Virginia VO 1.266 hektare dan Jawa 93 hektare tertanam di sejumlah desa 12 kecamatan dengan lokasi terluas di Kecamatan Sugihwaras, Kedungadem, Baureno dan Temayang per 24 Juni.
"Para petani yang menanam tembakau rata-rata melakukan sulaman dua kali karena terganggu hujan yang masih turun," ujarnya.
Ia memperkirakan luas tanaman tembakau di daerahnya tahun ini, akan jauh menurun dibandingkan luas tanaman tembakau tahun-tahun yang lalu yang luasnya berkisar 10.000-12.000 hektare.
"Penyebab utama turunnya luas tanaman tembakau yaitu hujan yang masih turun di awal tanam, sehingga petani tetap menanam padi," jelasnya.
Namun, katanya, penurunan luas areal tanaman tembakau menguntungkan berbagai pihak terutama para petani karena jumlah tembakau yang akan dibeli pabrikan dan pengusaha tembakau tahun ini juga menurun dibandingkan dengan tahun lalu.
"Kalau luas tanaman tembakau berkurang, maka kemungkinan sangat terbuka produksi tembakau petani terbeli semua," tandasnya.
Ia menyebutkan kebutuhan pabrikan dan pengusaha tembakau yang akan melakukan pembelian tembakau tahun jumlahnya mencapai 8.726 ton tembakau kering. Jumlah itu jauh berkurang dibandingkan pembelian di tahun-tahun lalu yang jumlahnya bisa berkisar 11.500-12.000 ton.
Ia menyebutkan PT Gudang Garam selaku pembeli terbesar tembakau produksi Bojonegoro sudah dua tahun terakhir ini tidak melakukan pembelian tembakau dengan alasan stok tembakaunya masih mencukupi.
"Dengan mengacu jumlah pembelian tembakau yang akan dilakukan pabrikan dan pengusaha, maka luas ideal tanaman tembakau hanya berkisar 7.500-8.000 hektare," jelasnya. (*)