Dishutbun: Perkembangan Tanaman Tembakau Bojonegoro Tidak Maksimal
Senin, 29 Juli 2013 13:58 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Jatim, Khoirul Insan mengatakan perkembangan tanaman tembakau di daerahnya seluas 5.779,5 hektare sebagian besar tidak maksimal disebabkan terganggu hujan.
"Hujan yang turun di awal tanam tembakau sangat menganggu perkembangan tanaman tembakau. Banyak tanaman tembakau petani yang rusak diguyur hujan termasuk petani terpaksa harus melakukan sulaman karena tanaman tembakaunya mati terendam air hujan," katanya, Senin.
Bahkan, katanya, tanaman tembakau petani baik Virginia Voor Oosgt (VO) dan Jawa seluas 5.779,5 hektare itu juga terganggu serangan hama ketam dan "orong-orong" yang banyak bermunculan di sekitar lahan sawah para petani yang ada genangan airnya.
"Saya melakukan pemantauan tanaman tembakau tertanam di sejumlah kecamatan. Tapi sama sekali tidak ada yang bisa tumbuh maksimal," katanya, menegaskan.
Menurut dia, para petani tembakau daerahnya dalam melakukan pembasmian hama ketam dan "orong-orong" dengan memberikan makanan yang sudah dicampur racun kemudian dimasukkan di dalam lubang ketam atau "orong-orong" di areal sawahnya.
"Tapi kalau ingin hama ketam dan "orong-orong" hilang, maka"guludan" sawah harus diratakan, sebab adanya guludan menjadi lokasi yang strategis untuk hama ketam dan orong-orong," tuturnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan tanaman tembakau di daerahnya itu terbagi menjadi dua yaitu yang tertanam sesuai jadwal tanam Mei-Juni dengan luas Virginia VO 3.337 hektare dan Jawa 350 hektare.
Meski demikian, katanya, masih ada tanaman tembakau tambahan Virginia VO seluas 1.814 hektare dan Jawa 288,5 hektare yang tertanam pada Juli.
Tanamn tembakau yang ditanam Juli, katanya, kualitasnya tetap tidak sebagus tanaman tembakau yang ditanam Mei-Juni, meskipun pada waktu panen tidak turun hujan.
"Tapi bagaimanapun juga tanaman tembakau yang ditanam di luar jadwal tanam kualitasnya tidak sebagus tanaman tembakau yang ditanam sesuai jadwal Mei-Juni," tandasnya. (*)