Diknas Malang "Dititipi" 18 Siswa Afirmasi Papua
Senin, 1 Juli 2013 12:27 WIB
Malang (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan Kota Malang tahun ini dititipi 18 siswa SMA dan SMK melalui program afirmasi dari Papua dan Papua Barat.
Menurut Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Malang Suwarjana, Senin, ke-18 siswa program afirmasi itu akan mengikuti pendidikan di sejumlah SMA dan SMK negeri, yakni SMA Negeri 3, 5 dan 8. Sedangkan di SMK adalah SMK Negeri 1, 7 dan 10.
"Dalam proses belajar mengajar nantinya pasti diperlukan pengawasan ketat pada siswa asal Papua dan Papua Barat ini. Sebab, tidak menutup kemungkinan akan banyak mengalami kendala, terutama dalam beradaptasi dengan lingkungan dan standar pendidikan mereka dengan siswa di Kota Malang," tegasnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Diknas akan melaporkan secara rutin perkembangan siswa-siwi afirmasi asal Papua tersebut, sehingga kendala yang dihadapi mereka secepatnya bisa ditangani.
Sekolah yang menjadi jujugan para siswa afirmasi tersebut sudah ditunjuk oleh pemerintah pusat dan di Kota Malang, kebetulan adalah sekolah-sekolah yang tergolong favorit.
Lebih lanjut Suwarjana mengatakan program afirmasi tersebut bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara pendidikan di Jawa dan Papua serta upaya untuk menjalin persaudaraan sebagai bagian dari bangsa yang besar.
Salah seorang siswa afirmasi asal Papua Thomas Frans Saa mengaku senang bisa melanjutkan pendidikan SMA-nya di Malang. "Saya berharap bisa merasakan pendidikan yang lebih bagus, apalagi untuk lolos program afirmasi ini tidak mudah, sebab nilai rapor minimal harus 8 dan tes IQ," katanya, menambahkan.
Kepala SMAN 3 Malang M Sulthon yang sekolahnya menjadi salah satu tempat untuk menempa siswa afirmasi asal Papua itu mengatakan pihaknya siap untuk mendisik dan membimbing siswa-siwi afirmasi tersebut. "SMAN 3 mendapat jatah tiga siswa tahun ini," tandasnya.
Program afirmasi secara nasional diikuti oleh 500 siswa-siswi asal Papua dan papua Barat. Mereka akan dididik dan dibimbing di 178 SMA di Jawa dan Bali dengan biaya sepenuhnya dari pemerintah.
Setelah mengikuti pendidikan di SMA yang ditunjuk pemerintah, mereka akan diarahkan untuk mendapatkan program afirmasi di perguruan tinggi negeri (PTN). Sedangkan yang ingin langsung bekerja, mereka diarahkan masuk ke SMK industri setelah lulus dari program afirmasi SMA tersebut.(*)