Pemkab Bojonegoro Minta Warga Ikut Cegah Penambang Mekanik
Jumat, 17 Mei 2013 13:07 WIB
Bojonegoro, 17/5 (Antara) - Pemkab Bojonegoro, Jatim, meminta warga ikut mencegah beroperasinya penambang pasir mekanik di perairan Bengawan Solo guna mencegah kerusakan lingkungan sungai terpanjang di Jawa itu semakin parah.
"Warga di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo harus ikut mencegah beroperasionalnya penambang pasir mekanik di wilayahnya masing-masing agar kerusakan lingkungan tidak semakin parah," kata Kepala Kantor Satpol PP Pemkab Bojonegoro Kamidin, Jumat.
Ia menyebutkan jumlah penambang pasir mekanik yang beroperasi di sepanjang Bengawan Solo di wilayahnya mulai Kecamatan Margomulyo di wilayah barat sampai di Kecamatan Balen di wilayah timur mencapai 100 unit penambang pasir mekanik.
"Kami tetap menertibkan penambang pasir mekanik yang beroperasi di Bengawan Solo. Tapi mengingat banyaknya jumlah penambang pasir mekanik yang beroperasi, maka tanpa bantuan warga sulit penambang pasir mekanik bisa hilang," jelasnya.
Apalagi, lanjutnya, peminat pasir Bengawan Solo dari luar daerah mulai Gresik, Lamongan, Madiun, Magetan, Nganjuk, juga daerah lainnya cukup tinggi dengan harga yang mahal.
Ia juga memberikan contoh keberadaan sejumlah penambang pasir mekanik di Bengawan Solo di Desa Kanten, Kecamatan Trucuk dan Desa Tanggir, Kecamatan Malo, sehari lalu bisa dihentikan berkat bantuan warga Desa Pilangsari, Kecamatan Kalitidu.
"Warga Desa Pilangsari baik laki-laki maupun perempuan melarang penambang pasir mekanik beroperasi dengan mendatangi langsung para penambang," paparnya.
Reaksi warga itu, katanya, memperoleh dukungan petugas baik Satpol PP, juga jajaran Polsek Malo dan Trucuk yang kemudian datang ke lokasi untuk mencegah terjadi tindakan anarkhis.
"Petugas juga mengamankan lima unit mesin penambang pasir mekanik . Warga juga membakar peralatan lainnya seperti pipa paralon agar tidak dimanfaatkan lagi oleh penambang pasir mekanik," jelasnya.
Contoh lainnya, lanjut dia, keberadaan penambang pasir mekanik di Desa Padangwangi, Kecamatan Soko, Tuban, juga berhenti karena ditentang warga Desa Sarirejo, Kecamatan Kanor, Bojonegoro.
"Kami sangat mengharapkan warga di sepanjang Bengawan Solo lainnya juga harus ikut beperan aktif dengan mencegah beroperasionalnya penambang pasir mekanik di wilayahnya masing-masing," katanya, menegaskan.(*)