Surabaya (ANTARA) - Lembaga Pengembangan Pesantren dan Diniyah (LPPD) Jawa Timur menegaskan pentingnya khidmah doktoral bagi pesantren dan pembangunan daerah dalam refleksi akhir tahun serta penyusunan resolusi alumnus penerima beasiswa doktor di Surabaya, 4-5 Desember 2025.
“Pertanyaannya sederhana: khidmah alumninya bagaimana? Riset para doktor, terutama yang berasal dari komunitas pesantren, akan memiliki dampak besar. Orang dalam pesantrenlah yang paling memahami dan paling berhak menarasikan dunianya,” ujar Ketua LPPD Jatim Halim Soebahar dalam keterangan di Surabaya, Jumat.
Ia menyebut dari 40 mahasiswa angkatan pertama penerima beasiswa doktor pada 2022, tercatat 38 orang telah lulus.
Ia mengatakan para santri membutuhkan legitimasi akademik untuk memperluas pengabdian.
"Banyak tentara tapi tidak memiliki tembak,” katanya.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Provinsi Jawa Timur Imam Hidayat menekankan pentingnya pembangunan berbasis riset komunitas, khususnya pesantren, agar tidak terus bergantung pada kajian pihak luar.
"Salah satu wujud khidmah para alumni adalah riset yang berangkat dari kebutuhan pesantren itu sendiri,” ujarnya.
Dalam paparan materi, Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang Mas’ud Said menyampaikan bahwa pengembangan sumber daya manusia menjadi fokus rencana pembangunan jangka menengah daerah Jawa Timur.
Ia mengingatkan alumnus agar membuktikan syukur atas beasiswa negara lewat kontribusi nyata.
Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Masdar Hilmy menilai program beasiswa LPPD merupakan program unggulan yang harus dikembalikan dalam bentuk kontribusi ilmiah.
“AI (Akal Imitasi) harus kita jadikan alat, bukan tempat menyerahkan kemampuan nalar kita,” ujarnya.
LPPD Jatim tegaskan khidmah doktoral bagi pesantren
Jumat, 5 Desember 2025 22:55 WIB
Kegiatan refleksi akhir tahun serta penyusunan resolusi alumni penerima beasiswa doktor di Surabaya yang digelar di Surabaya, 4-5 Desember 2025. ANTARA/HO-LPPD Jatim
