Dinkes Bojonegoro Waspadai Penyakit "Musim" Banjir
Jumat, 7 Desember 2012 12:56 WIB
Bojonegoro - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai kemungkinan meningkatnya penderita demam berdarah dengue (DBD), diare, penyakit kulit dan infeksi saluran pernapasan atas/akut (ISPA) pada "musim" banjir dan pascabanjir.
"Ketika banjir dan pascabanjir sangat rawan memunculkan berbagai macam penyakit, sebab berhubungan dengan minimnya ketersediaan air bersih di masyarakat dan lingkungan yang tidak bersih," kata Kepala Dinkes Bojonegoro Harjono, Jumat.
Ia menyatakan sudah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi berbagai macam penyakit yang kemungkinan meningkat pada musim banjir dan pascabanjir.
"Persediaan obat-obatan seperti salep untuk mengobati gatal-gatal lebih dari cukup," jelasnya.
Pada musim banjir, menurut dia, banyak sumur yang tergenang air banjir, sehingga akan menyulitkan masyarakat memperoleh air bersih.
Selain itu, lanjutnya, munculnya genangan air di tempat-tempat tertentu, seperti kaleng bekas, juga yang lainnya membuka peluang berkembangnya nyamuk "Aedes aigypti" yang menjadi penyebab DBD.
Data di Dinkes setempat, penderita DBD di daerah setempat mencapai 438 penderita, di antaranya empat meninggal dunia selama November 2012.
"Peran masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah berkembangnya berbagai macam penyakit dengan menjaga lingkungannya dan menerapkan pola hidup sehat," katanya, menegaskan.
Ia mencontohkan peran masyarakat dibutuhkan untuk mencegah berkembangnya penyebaran nyamuk "Aedes aigypti" dengan melakukan gerakan "3M" (menguras, menutup dan mengubur).
"'Fogging' (pengasapan) yang kami laksanakan untuk membunuh nyamuknya, tapi gerakan 3M sangat dibutuhkan untuk membunuh jentik-jentiknya," tandasnya.
Data penderita yang menjalani perawatan di rumah sakit dan puskemas di wilayah setempat selama November yaitu diare (termasuk tersangka kolera) 1.851 penderita, penyakit kulit infeksi 1.094 penderita dan ISPA 6.374 penderita.
"Di musim banjir penderita ISPA juga akan meningkat, mengingat lingkungan rumah warga yang lembab," ucapnya, menambahkan.(*)