Bojonegoro - Dinas Kesehatan Bojonegoro, Jatim, meminta warga di daerah setempat, mewaspadai berkembangnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan melakukan gerakan 3 M dan abatisasi, untuk mencegah berkembangnya nyamuk aedes aegypti. "Dengan melakukan gerakan 3 M dan abatisasi, langsung membunuh jentik-jentik nyamuk aedes aegypti. Kalau pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik-jentiknya, " kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Bojonegoro, M. Ihsan, Senin. Ia mengatakan, pencegahan penyakit DBD, justru yang paling penting yakni masyarakat melakukan gerakan 3 M yaitu menguras, mengubur dan menutup tempat yang ada airnya. Selain itu, juga melakukan abatisasi di tempat yang ada air jernih, seperti bak mandi atau tempat lainnya. Sebab, pengasapan atau fogging, yang dilakukan Dinas Kesehatan, hanya sebatas membunuh nyamuk, tidak membunuh jentik-jentik nyamuk penyebab DBD. "Bisa juga dengan memberikan ikan pada bak mandi, untuk mengantisipasi berkembangnya nyamuk aedes aegypti, " katanya, menjelaskan. Menurut dia, gerakan 3 M dan abatisasi, terutama harus dilakukan di daerah endemi DBD di Bojonegoro, yang diketahui dalam tiga tahun terakhir selalu ditemukan penderita DBD. Berdasarkan data, pada 2011, jumlah penderita DBD terbanyak di antaranya, di Kecamatan Kota 35 orang, Baureno 27 orang, Kepohbaru 14 orang, Kanor 12 orang, Kasiman lima orang, Dander lima orang, Padangan dan Kedungadem masing-masing empat orang. "Bahan abate, bisa langsung meminta di puskesmas yang ada di wilayah Bojonegoro, secara gratis, " ucapnya, seraya menambahkan. Lebih lanjut dijelaskan, dengan semakin meningkatnya curah hujan, yang terjadi akhir-akhir ini, semakin memberikan keleluasaaan perkembangan nyamuk aedes aegypti. Sebab, nyamuk penyebab DBD itu, dengan mudah bisa berkembang biak di tempat yang terisi air, seperti di pelepah pisang, bambu atau tempat lainnya yang airnya jernih. Ia mengungkapkan, dalam tiga bulan terakhir, jumlah penderita DBD, menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada November dan Desember 2011, masing-masing 11 orang dan 28 orang dan Januari 2012 ditemukan positf DBD sebanyak enam orang. (*)
Berita Terkait

Dinkes Bojonegoro Waspadai Meningkatnya Penderita DBD
21 Januari 2019 12:31

BPJS Bojonegoro Tidak Bisa Intervensi Dokter
17 Juni 2016 22:44

Lima Warga Bojonegoro Meninggal Akibat DBD
3 Maret 2016 14:30

Dinkes Bojonegoro Perbanyak Petugas Jumantik Antisipasi DBD
14 Juni 2014 20:21

Dinkes Bojonegoro Waspadai Meningkatnya Penderita Hipertensi
26 Juli 2013 09:29

Jampersal Bojonegoro Tetap Libatkan Dukun Bayi
1 Maret 2013 13:38

Kadinkes: Kasus DBD Di Bojonegoro Cenderung Turun
13 Februari 2013 15:50

PMI Bojonegoro Usulkan Alat Pemecah Darah
5 Februari 2013 16:07