Bojonegoro - Jumlah penderita diare yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, Jawa Timur, dalam beberapa bulan terakhir cenderung meningkat, dengan jumlah 368 pasien sejak Januari hingga September. Humas RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro Thomas Djaja di Bojonegoro, Sabtu, mengatakan, peningkatan jumlah penderita diare yang menjalani perawatan terutama terjadi sejak tiga bulan terakhir pada musim kemarau. Peningkatan jumlah penderita diare itu, menurut dia lebih banyak disebabkan pola hidup kurang sehat di masyarakat, ditambah dengan pengaruh musim kemarau. Ia mengambarkan pengaruh musim kemarau yang panas, membuat orang minum tanpa memperhatikan kebersihan air. Selain itu, pengaruh debu musim kemarau, orang lupa mencuci tangan ketika makan, sehingga mengakibatkan munculnya penyakit diare. "Prinsipnya untuk mencegah timbulnya penyakit diare, masyarakat harus membiasakan diri hidup dengan pola sehat," katanya. Meski demikian, menurut dia, di RSUD setempat pasien yang menjalani perawatan terbanyak yaitu penderita stroke dengan jumlah 493 pasien, juga sejak Januari hingga Agustus. "Penderita stroke, juga penyakit berat lainnya, seperti penyakit paru lebih senang memilih berobat langsung ke RSUD, dibandingkan di puskesmas, yang prasarana dan sarananya belum memadai," tuturnya. Data di RSUD setempat sejak Januari hingga Agustus jumlah penderita penyakit TB paru 295 pasien, "diabetes militus" 293 pasien, gagal jantung 257 pasien, "dyspesia" 250 pasien, gagal ginjal 228 pasien, "gastritis" 170 pasien, infeksi saluran pernapasan atas (Ispa) 148 pasien dan hernia 137 pasien. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro Hariyono membenarkan, terjadinya peningkatan kejadian diare di wilayahnya, baik yang menjalani perawatan di RSUD. Begitu pula, kata dia, jumlah warga yang menjalani perawatan di puskesmas di wilayahnya juga meningkat dengan jumlah mencapai 13.530 pasien, sejak Januari hingga Juni . Namun, kata dia, tidak ada kejadian kasus diare yang menonjol pada musim kemarau tahun ini, seperti kejadian diare masal. "Kami tetap meminta masyarakat mewaspadai penyakit diare dengan pola hidup sehat," katanya.(*)
Berita Terkait

Jampersal Bojonegoro Tetap Libatkan Dukun Bayi
1 Maret 2013 13:38

Kadinkes: Kasus DBD Di Bojonegoro Cenderung Turun
13 Februari 2013 15:50

PMI Bojonegoro Usulkan Alat Pemecah Darah
5 Februari 2013 16:07

Dinkes Bojonegoro Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Kasus DBD
10 Januari 2013 14:24

Dinkes Bojonegoro Waspadai Penyakit "Musim" Banjir
7 Desember 2012 12:56

Sejumlah Warga karangpancar Bojonegoro Terjangkit DBD
30 Juni 2012 14:58

Dinkes Bojonegoro: Warga Perlu Waspadai DBD
16 Januari 2012 09:10

Dinkes Bojonegoro Perbanyak Petugas Jumantik Antisipasi DBD
14 Juni 2014 20:21