Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Wakaf Indonesia (BWI) melibatkan peran perguruan tinggi dalam memaksimalkan potensi wakaf nasional, sehingga bisa menjadi pilar pertumbuhan dan ketahanan ekonomi.
Wakil Ketua BWI Tatang Astaruddin di Kota Malang, Jawa Timur, Senin, mengatakan saat ini potensi wakaf nasional per tahun sebesar Rp181 triliun.
"Agenda dengan kampus, selain seminar ada riset bersama, dengan cara ini sosialisasi dan peningkatan literasi wakaf bisa lebih baik. Potensi (wakaf) secara nasional Rp181 triliun," kata Tatang.
Potensi wakaf nasional yang mencapai Rp181 triliun per tahun itu, kata dia, berasal dari 17 klaster, salah satunya adalah pendidikan dengan potensi senilai Rp5,7 triliun.
Tatang optimistis kolaborasi dengan lembaga perguruan tinggi akan mampu memaksimalkan potensi wakaf, sehingga menjadi pilar pertumbuhan dan ketahanan ekonomi nasional sehingga akan menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Sebab, kata dia, tak bisa dipungkiri sistem pengelolaan wakaf nasional menghadapi banyak tantangan, seperti literasi masyarakat, regulasi, dan kompetensi nadzir atau pengelola wakaf, yang bisa merupakan perseorangan maupun lembaga.
Berdasarkan data dari BWI, terdapat 450 ribu nadzir wakaf tanah dan 500 nadzir wakaf uang.
"Wakaf bergerak dalam pengembangan pendidikan, wakaf untuk kelestarian lingkungan, wakaf untuk konservasi lingkungan, wakaf untuk agenda Sustainable Development Goals (SDGs) sejatinya itu adalah tujuan dan misi perwakafan," ucapnya.
Sementara itu Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Widodo mengatakan siap mendukung penuh upaya pemaksimalan potensi wakaf dengan mengembangkan dana abadi dari alumni, mitra, dan masyarakat.
Meski demikian dia menyadari bahwa mengumpulkan wakaf untuk dana abadi kampus tidak semudah mengumpulkan dana wakaf untuk membangun masjid.
"Saya mengajak semuanya bersama-sama mengembangkan literasi dan gerakan wakaf produktif di dunia pendidikan tinggi," kata Prof Widodo.
Dia menegaskan UB senantiasa menjadi mitra BWI dalam membangun pemahaman masyarakat soal wakaf. "Wakaf bukan hanya membangun masjid tapi juga membangun peradaban ilmu," tutur dia.
