BNPB Segera Bangun Shelter Tsunami di Trenggalek
Kamis, 4 Oktober 2012 19:32 WIB
Trenggalek - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana membangun puluhan tempat penampungan sementara (shelter) tsunami di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
"Ini sesuai dengan usulan yang telah kami kirimkan sebelumnya. Ada 34 titik shelter yang akan dibangun di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Watulimo, Panggul dan Munjungan," kata Ketua Pelaksana Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, Kamis.
Menurutnya, tiga kecamatan tersebut dipilih karena memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana tsunami, mengingat wilayahnya berhadapan langsung dengan Samudera Hindia.
"Ke-34 lokasi itu 10 titik berada di kecamatan Watulimo, 13 titik di Kecamatan Panggul dan 11 titik di kecamatan Munjungan. Saat ini kami masih menunggu tim dari BNPB untuk melakukan survey lokasi," katanya.
Rencananya, lokasi shelter tersebut akan disertai dengan jalur evakuasi, sehingga mempermudah masyarakat untuk menyelamatkan diri apabila terjadi bencana tsunami.
Joko menambahkan, sesuai usulan yang disampaikan ke BPNP, ke-33 titik pembangunan tempat penampungan pengungsi itu berada kawasan perbukitan milik Perum Perhutani.
"kalau masalah lahan kami akan bicarakan lebih lanjut dengan pihak perhutani, apakan nanti dibeli atau dipinjam atau bagaimana, namun saya yakin bisa menggunakan lokasi-lokasi itu karena hal ini untuk kepentingan masyarakat," imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Kabupaten Trenggalek, Suprapto mengatakan, masing-masing shelter yang dibangun tersebut bisa menampung antara 1.000 hingga 3.000 penduduk, dengan jarak jangkau terjauh sekitar satu kilometer.
"Kalau tentang bagaimana desainnya nanti, apakah dibuat bangunan atau tanah lapang atau yang lain kami masih belum tahu karena masih menunggu hasil survey yang dilakukan oleh tim BNPB. Tapi yang jelas akan disesuaikan dengan kondisi wilayahnya," terangnya.
Suprapto menambahkan, biaya peembangunan shelter itu diperkirakan akan menghabiskan anggaran sekitar Rp36 miliar, yang seluruhnya akan ditanggung oleh pemerintah pusat, selain itu rancang bangun serta tim ahli juga ditangani langsung oleh BNPB.
"Tugas kami hanya menyediakan lahan dan merencanakan titik mana yang akan dibangun, sesuai dengan kajian dari seksi pencegahan dan kesiapsiagaan BPBD Trenggalek," katanya.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Trenggalek, Joko Rusianto, pembangunan tempat peenampungan sementara tersebut bersamaan dengan tujuh kabupaten lain di Jawa Timur, yakni Kabupaten Pacitan, Tulungagung, Blitar, Malang, Jember, Lumajang dan Banyuwangi.
"Kabupaten Trenggalek ini tingkat kerawanannya nomor dua di Jawa Timur setelah Banyuwangi, hal ini menjadi terlihat dari jumlah penduduk pesisir dan titik shelter yang akan dibangun," katanya. (*)