Malang Raya (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mengkaji rute sebagai persiapan menyambut rencana operasional angkutan bus TransJatim.
Kepala Dishub Kota Malang Widjaja Saleh Putra di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, mengatakan penyusunan rute untuk bus TransJatim melibatkan peran dari para penyedia layanan angkutan kota (angkot).
"Kami bersama-sama angkutan kota menyiapkan mekanisme apa yang bisa dilakukan untuk menyambut TransJatim. Kajiannya untuk mengatur rute," kata Widjaja.
Kini Dishub Kota Malang bersama penyedia layanan angkutan kota sedang menginventarisasi jalur mana saja yang perlu dilakukan penataan atau re-routing.
Dishub Kota Malang, menurut dia, juga tak menutup pintu terhadap pelbagai usulan konsep dan jalur mana saja yang perlu ditata ulang.
"Saya meminta kepada mereka, istilahnya membuat terlebih dahulu walaupun kami memiliki dan nanti dihubungkan. Artinya, ini bukan kemauan dari kami saja dan kalau cocok nanti dibentuk," ujar dia.
Widjaja menjelaskan bahwa re-routing rute angkutan kota untuk keperluan operasional bus TransJatim ini juga bertujuan memastikan masyarakat mendapatkan kemudahan mengakses transportasi publik.
Ia mengatakan dari total 25 trayek, tujuh diantaranya sudah tak beroperasi. Sehingga, saat ini di Kota Malang tersisa 18 rute yang masih eksisting.
"Misalnya, satu jalur load factor-nya 30 persen. Artinya angkutan kota (idealnya) terisi 12 orang, nah kalau 30 persen berarti cuma empat orang penumpang. Kami menghitung itu juga," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Dishub Kota Malang Minto Raharjo berdasarkan skenario awal bus TranJatim akan masuk ke Terminal Hamid Rusid dan Terminal Landungsari.
Namun, katanya, sampai saat jalan mana saja yang akan dilalui bus TransJatim masih belum ditetapkan.
Intinya, kata dia, angkutan penghubung antar daerah di Jawa Timur itu akan melintasi jalur yang memiliki area umum, seperti perguruan tinggi, perkantoran, dan sekolah
"Kalau TransJatim itu rutenya tidak terlalu mengubah banyak, artinya tetap tetapi diposisikan dengan mengubah sedikit karena hanya 1 koridor dulu," kata Minto.
Terkait upaya menjadikan angkutan kota sebagai feeder bagi TransJatim, Minto menyatakan bahwa hal tersebut masih dilakukan kajian.
Secara garis besar, lanjutnya, penyediaan feeder dengan memanfaatkan angkutan kota akan menjangkau wilayah yang sebelumnya masih belum terjamah transportasi umum.
"Misalkan, di Sawojajar ke arah yang ke dalam belum ada angkot di sana. Skenarionya agar menjadi feeder TransJatim, angkot akan melayani penumpang supaya berhenti di halte dan akan melanjutkan ke tujuan berikutnya," katanya.
Dishub Kota Malang, lanjutnya, memastikan akan mematangkan kajian yang ada, agar ketika bus TransJatim dioperasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Kota Malang semuanya bisa berjalan lancar.
"Anggaran untuk TransJatim itu dari provinsi, makanya kami hanya mengikuti pergerakan sampai mana," ujar dia.
