Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terus menggencarkan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak sebagai langkah untuk mencegah potensi kemunculan kembali PMK, terutama pada masa peralihan musim kemarau ke musim hujan.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Tulungagung Mulyanto, Minggu mengatakan, hingga saat ini Tulungagung berada dalam status nol kasus PMK.
Namun, vaksinasi tetap dilakukan sebagai upaya pencegahan.
“Vaksin PMK terus berjalan untuk mencegah munculnya kembali kasus. Apalagi saat peralihan musim, kelembapan tinggi bisa memicu perkembangan mikroorganisme penyebab penyakit,” ujar Mulyanto.
Ia menjelaskan, vaksinasi dilakukan secara bertahap di seluruh desa, dengan target satu ekor sapi minimal mendapatkan empat kali suntikan vaksin.
Untuk sapi dengan ukuran lebih kecil, cukup diberikan tiga dosis.
Stok vaksin PMK di Tulungagung juga dinilai mencukupi.
Pada Juli 2025 lalu, kabupaten ini menerima 552 botol vaksin dari Pemprov Jawa Timur dan pemerintah pusat, setara dengan 13.800 dosis.
"Stok vaksin kami sangat mencukupi. Penyaluran akan dilakukan ke Puskeswan di masing-masing wilayah, menyesuaikan ketersediaan vaksin di lapangan," katanya.
Lebih lanjut, Mulyanto menyebutkan bahwa sebagian besar kasus PMK yang terjadi sebelumnya di Tulungagung disebabkan oleh lalu lintas ternak dari luar daerah.
Oleh karena itu, pengawasan terhadap pergerakan ternak juga menjadi fokus pencegahan.
“Pengalaman akhir 2024 hingga awal 2025 menunjukkan bahwa penyebaran PMK berasal dari daerah yang tingkat vaksinasinya masih rendah,” pungkasnya.
