Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menggelar pelatihan kerja berbasis kompetensi untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja yang diikuti 100-an peserta.
Kepala Disperinaker Trenggalek Heri Julianto di Trenggalek, Senin, mengatakan pelatihan ini merupakan upaya konkret pemerintah daerah dalam menekan angka pengangguran dan menciptakan tenaga kerja siap pakai di berbagai sektor produktif.
"Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tapi juga menghasilkan lulusan bersertifikasi, baik dari Pemkab Trenggalek maupun Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)," ujar Heri.
Lima jurusan pelatihan yang dibuka tahun ini, yakni tata rias, tata busana (menjahit), tata boga, teknik pengelasan, dan barbershop.
Program ini dilaksanakan secara intensif selama kurang lebih 18 hari kerja, tergantung jenis pelatihannya.
Dalam pelaksanaannya, Disperinaker Trenggalek menggandeng beberapa lembaga pelatihan kerja (LPK).
Ada tiga LPK dilibatkan, yakni LPK Sanita untuk pelatihan barbershop dan tata rias, LPK Tatik Modes untuk pelatihan menjahit, serta SMKN 2 Trenggalek untuk pelatihan teknik pengelasan.
“Karena keterbatasan sarana dan prasarana di dinas, kami menggandeng lembaga eksternal agar pelatihan tetap berjalan optimal,” tambah Heri.
Menurutnya, evaluasi terhadap pelatihan juga dilakukan secara berkelanjutan, salah satunya melalui pembentukan grup komunikasi antara alumni, instruktur, dan pemerintah daerah.
Grup ini berfungsi untuk memantau perkembangan lulusan serta membantu mereka jika mengalami kendala dalam memasuki dunia kerja.
"Yang membanggakan, hingga saat ini peserta pelatihan dinyatakan lulus 100 persen kompeten. Kami optimistis tahun ini capaian serupa akan terulang," katanya.
Heri berharap ke depan Kabupaten Trenggalek bisa mendapatkan rekomendasi pendirian Unit Pelaksana Teknis Balai Latihan Kerja (UPT BLK) dari pemerintah pusat.
Sebab, hingga kini Trenggalek hanya mengandalkan anggaran dari APBD kabupaten yang sangat terbatas. “Kalau kami punya UPT BLK sendiri, kami bisa mengakses berbagai program pelatihan dari pemerintah pusat maupun provinsi. Ini penting agar Trenggalek tidak tertinggal dari daerah lain,” tegasnya.
Pelatihan berbasis kompetensi ini ditutup secara resmi oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Pendopo Manggala Praja Nugraha pada Senin (7/7).
Dalam kegiatan penutupan tersebut, sejumlah peserta akan menampilkan hasil pelatihan yang telah mereka ikuti.
