Kondisi Bangunan Waduk Pacal Bojonegoro Aman
Kamis, 30 Agustus 2012 16:09 WIB
Bojonegoro - Pengamat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), Arifin menyatakan, kondisi bangunan Waduk Pacal yang airnya kosong, masih aman.
"Kosongnya air Waduk Pacal yang berlangsung sejak sebulan terakhir ini, tidak mengakibatkan kerusakan bangunan Waduk Pacal," katanya, Rabu.
Ia menjelaskan, bangunan Waduk Pacal terutama di sekitar pintu pengeluaran, masih aman, sebab di lokasi setempat masih ada air yang berkumpul dengan jumlah sekitar 500 meter kubik.
Air tersebut, lanjutnya, mampu menjaga bangunan Waduk Pacal tetap basah, sehingga bisa mengamankan bangunan waduk selama musim kemarau ini.
Selain itu, lanjutnya, di bagian timur di dekat saluran pelimpas, juga di bagian selatan, juga masih ada air yang berkumpul yang jumlahnya diperkirakan mencapai 100 ribu meter kubik lebih.
"Di dua lokasi itu masih banyak nelayan yang mencari ikan, sebab ketinggian airnya masih selutut," jelasnya.
Menurut Arifin, pihaknya kesulitan menjaga air di Waduk Pacal tetap terjaga dengan jumlah yang cukup besar, untuk menjaga bangunan waduk, sebab di pintu pengeluaran ada bangunan cor yang rusak, sehingga air tetap keluar, meskipun pintu ditutup.
"Dalam kondisi pintu pengeluaran tertutup, air tetap keluar sekitar 0,223 meter kubik/detik," katanya, mengungkapkan.
Ia memperkirakan, Waduk Pacal akan terisi air kembali, setelah musim hujan datang yang diperkirakan akan terjadi awal Oktober.
"Meskipun air Waduk Pacal surut, pada hari Minggu tetap ada wisatawan yang datang," ucapnya, menambahkan.
Pantauan ANTARA di lokasi Waduk Pacal, sejumlah warga melakukan kegiatan memanen tanaman padi yang ditanam di lahan Waduk Pacal.
Namun, tanaman padi yang ditanam warga itu, lokasinya berada di wilayah selatan dan timur, sehingga ketika memanen, warga tetap membawa hasil panennya melintas di hamparan tanah waduk yang mengering.
"Kami menanam tanaman padi juga tembakau di tanah Waduk Pacal sudah berlangsung bertahaun-tahun, caranya dengan sistem bagi hasil," kata salah seorang warga yang sedang memikul gabah yang ada di dalam karung. (*)