Surabaya (ANTARA) - Radius Setiyawan, S.Pd., MA., resmi meraih gelar Doktor Ilmu Sosial dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) usai mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka.
Disertasi berjudul "Ideologi Gender dan Ekologi dalam Buku Teks Kurikulum Merdeka: Kajian Ekofeminisme" itu membongkar bias patriarkal dan antroposentris dalam buku teks Sekolah Dasar (SD) yang digunakan di Sekolah Penggerak.
Radius menilai, narasi dalam buku masih menunjukkan stereotip gender dan eksploitasi alam. Ia juga menyoroti lemahnya proses seleksi penulis serta kurangnya sensitivitas terhadap isu gender dan lingkungan dalam materi ajar.
“Jika sejak dini anak-anak disuguhi materi yang bias, maka kita sedang menanam benih ketimpangan,” ujarnya.
Radius yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu merekomendasikan evaluasi menyeluruh terhadap isi buku, penulis, dan lembaga penerbit.
Ia berharap hasil penelitiannya dapat menjadi masukan dalam pengembangan Kurikulum Merdeka yang lebih adil dan berkelanjutan.
Menurut dia, buku teks masih menjadi medium utama pembelajaran di tingkat dasar, sehingga penting untuk memastikan bahwa konten yang disampaikan sejalan dengan prinsip keadilan sosial, kesetaraan gender, dan keberlanjutan lingkungan.
Dalam paparannya, Radius juga menyinggung bahwa perubahan istilah dalam buku ajar tidak cukup jika tidak dibarengi dengan perombakan substansi dan pendekatan ideologis dalam penulisan.
Ia menyebut, banyak narasi dalam buku teks masih mengabaikan peran aktif perempuan dalam kehidupan publik, sekaligus memposisikan alam sebagai objek eksploitasi tanpa refleksi etis.
“Pendidikan dasar merupakan fondasi karakter bangsa. Jika sejak awal sudah dibangun di atas narasi yang timpang, maka dampaknya akan terus terbawa hingga dewasa,” katanya.
Radius berharap disertasinya dapat mendorong perhatian lebih besar dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan penerbit untuk bersama-sama membangun materi ajar yang lebih progresif dan transformatif.