Surabaya (ANTARA) - Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menjelaskan transmigrasi sebagai strategi pembangunan yang inklusif, dalam kuliah tamu di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Senin.
Mentrans menekankan bahwa transmigrasi tidak sekadar perpindahan fisik penduduk, melainkan juga proses peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
“Transmigrasi harus memberikan akses dan kesempatan merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Ini akan mengurangi kesenjangan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujar Iftitah yang juga purnawirawan TNI AD itu.
Untuk mendukung hal tersebut, kata dia, pemerintah mencanangkan transformasi transmigrasi berbasis pemberdayaan sumber daya lokal dengan pendekatan kekeluargaan dan gotong royong. Salah satunya melalui pembentukan badan usaha milik rakyat sebagai wadah pengembangan industri lokal.
Iftitah juga menyampaikan bahwa pemerintah melakukan zonasi pengelolaan lahan bersama antara transmigran dan masyarakat lokal.
Menurutnya, kerja sama tersebut penting untuk menciptakan kawasan transmigrasi yang harmonis, produktif, dan berkelanjutan.
Selain itu, Kementerian Transmigrasi mengusung lima program unggulan, yaitu Trans Tuntas (T2), Transmigrasi Lokal (Translok), Transmigrasi Patriot, Trans Karya Nusa (TKN), dan Trans Gotong Royong (Trans GR).
Dalam merealisasikan program-program itu, kementerian menjalin kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan perguruan tinggi. Salah satunya adalah kerja sama dengan ITS dalam Program Transmigrasi Patriot.
“Program ini terbagi menjadi Tim Ekspedisi Patriot dan Beasiswa Patriot, serta melibatkan tujuh Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), termasuk ITS,” ujar Iftitah, alumnus magister Webster University, Kansas, Amerika Serikat.
Rektor ITS Prof Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD menyambut baik kerja sama tersebut dan menyatakan bahwa Transmigrasi Patriot menjadi ruang untuk mencetak SDM unggul yang dapat memberi solusi atas persoalan di masyarakat.
“Sebagai kampus berbasis riset dan teknologi, ITS berkomitmen memberikan kontribusi nyata, termasuk lewat produk inovatif yang ditampilkan di Galeri Riset dan Inovasi Teknologi (GRIT),” ujar Bambang.
Salah satu inovasi yang turut diperlihatkan kepada Mentrans adalah kendaraan listrik hasil riset ITS yang mendukung kemandirian energi nasional.
ITS juga telah menandatangani sejumlah Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Kementerian Transmigrasi sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan, serta poin ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mentrans jelaskan transmigrasi sebagai strategi pembangunan inklusif