Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, kegiatan "Motocamp Journey to Semeru" yang digelar pada 14-15 Juni 2025 semakin memperluas promosi wisata di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kegiatan itu terbukti menjadi magnet baru dengan kehadiran peserta dari berbagai kota di Indonesia seperti Jogja, Semarang, Solo, Magelang, Malang, Jember, Blitar, Banyumas, hingga Tulungagung," kata Bupati Lumajang Indah Amperawati dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Minggu.
Kegiatan tersebut bukan hanya sekadar ajang touring motor, melainkan juga sarana memperkenalkan kekayaan alam dan budaya Lumajang secara langsung.
Para rider menelusuri rute yang telah dirancang menyusuri spot-spot eksotis seperti Pantai Wotgalih, Watu Pecak, Dampar, Tempursari, Air Terjun Tumpak Sewu, Curah Kobokan, Tirtosari View, hingga berkemah di kaki Semeru di Bumi Perkemahan Glagaharum, Kecamatan Senduro.
Menurut dia, kegiatan itu sebagai langkah strategis dalam memperkuat branding wisata daerah. Potensi Lumajang yang begitu besar tidak akan berarti tanpa dikenalkan secara luas, dan komunitas motor salah satu saluran efektif untuk membangun narasi tersebut.
"Lumajang itu potensi wisatanya luar biasa dan branding-nya harus dimaksimalkan. Even seperti itu sangat strategis untuk mengenalkan wisata Lumajang agar dikenal lebih luas," katanya.
Selain itu, lanjut dia, kegiatan tersebut juga membuka ruang keterlibatan aktif masyarakat lokal karena di sepanjang rute, para pelaku UMKM, pengelola destinasi, hingga kelompok sadar wisata turut ambil bagian, mulai dari penyediaan produk makanan, suvenir, hingga fasilitas lokal yang dinikmati para peserta.
Sementara Wakil Bupati Lumajang Yudha Adji Kusuma mengatakan, Journey to Semeru menjadi cermin bagaimana pariwisata bisa dikembangkan secara inklusif dan berkelanjutan.
Menurut dia, melalui pendekatan komunitas, narasi tentang Lumajang bisa menyebar dari mulut ke mulut, dari unggahan ke unggahan, menciptakan efek jangka panjang yang lebih kuat ketimbang promosi konvensional.
"Itu bukan sekadar riding, itu adalah perjalanan menyatu dengan alam, mengenal budaya lokal, dan tentu saja memperkuat rasa cinta terhadap tanah sendiri," katanya.
Motocamp sebagai konsep pun dinilai menjawab tren wisata modern yang lebih personal, eksploratif, dan menyatu dengan lingkungan. Tidur di bawah langit Senduro dengan latar Gunung Semeru memberi pengalaman emosional yang tak bisa dibeli, namun akan terus dikenang dan dibagikan.
"Melalui kegiatan seperti itu, Lumajang tak hanya menjual destinasi, tetapi juga menyampaikan pesan penting yakni pariwisata bisa menjadi jalan untuk mendidik, memberdayakan, mencerahkan, sekaligus menumbuhkan semangat nasionalisme lokal," ujarnya.
Kegiatan tersebut menjadi contoh konkret bagaimana pemerintah daerah membangun wajah baru pariwisata yang tak sekadar indah, tetapi juga bermakna.