Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Jawa Timur, menyusun serangkaian strategi guna kesiapan menghadapi tiga isu sentral yang berpotensi munculnya saat menjelang momen Idul Adha 1446 H/2025.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di balai kota setempat, Rabu, mengatakan dari hasil rapat koordinasi (rakor) lintas sektoral terdapat tiga isu yang menjadi atensi, yakni kesehatan hewan, kemacetan lalu lintas, dan harga bahan pangan.
"Semua (isu) itu akan kami hadapi bersama-sama, antisipasi dan penanganan sudah disiapkan mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kota," kata Wahyu.
Dia mencontohkan untuk kesehatan hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) sudah melakukan pengecekan pada lapak pedagang hewan kurban yang ada di Kota Malang.
"Tadi Dispangtan sudah menyampaikan semuanya soal pemeriksaan hewan kurban di lapak milik pedagang, hasilnya bagus," ujarnya.
Wahyu menyatakan untuk permasalahan kemacetan lalu lintas sudah dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang.
Apalagi, pelaksanaan Idul Adha juga masuk kategori libur panjang sehingga berpotensi memicu pergerakan masif dari wisatawan datang ke Kota Malang, baik untuk berlibur maupun hanya sekadar menginap di hotel.
"Kami akan mengatur skemanya (lalu lintas) dengan baik dan semaksimal mungkin," kata dia.
Wahyu juga menginstruksikan kepada Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang supaya secepatnya melakukan sinkronisasi data harga bahan pokok dengan milik Badan Pusat Statistik (BPS) setempat.
"Kemarin BPS sudah merilis datanya dan melaporkan bahwa beberapa bahan pokok turun dan hanya tomat yang naik harganya, tapi dari Diskopindag bilang naik. Ini yang saya minta untuk segara disinkronkan," ucapnya.
Menurut dia keselarasan antara data yang diterbitkan oleh BPS dengan Diskopindag akan memudahkan langkah penanganan jika sewaktu-waktu harga bahan pokok melonjak tajam, khusus pada H-1 Idul Adha.
"Jangan sampai membuat pedagang dan pembeli berkeluh kesah, semuanya harus dipastikan supaya normal," kata dia.
Sementara itu, Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi menyatakan bahwa harga cabai di Kota Malang menjelang Idul Adha mengalami kenaikan.
Kenaikan harga cabai rawit itu terjadi di 26 lokasi pasar di Kota Malang, sejak Mei 2025.
"Pada 26-28 Mei harga cabai rawit Rp21 ribu dan pada 29 Mei menjadi Rp23 ribu," ucapnya.
Data BPS pada Mei 2025 mencatat cabai rawit menjadi salah satu komoditas yang mengalami deflasi sebesar 52,8 persen, dengan andil terhadap deflasi sebanyak 0,17 persen.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispangtan Kota Malang drh Anton mengatakan pemeriksaan kesehatan hewan kurban dilakukan hingga H-1 Idul Adha.
"Kami melakukan pemeriksaan rutin untuk memastikan kondisi hewan kurban yang dijual di Kota Malang bebas dari penyakit," ucap dia.