Surabaya (ANTARA) - Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Emy Koestanti menjelaskan kriteria pemilihan hewan kurban yang sehat dan berkualitas menjelang Idul Adha untuk menjamin kelayakan dan keamanan konsumsi daging.
"Hewan kurban seperti sapi, kambing, dan domba harus cukup umur dan telah dewasa secara kelamin," kata Emy Koestanti dalam keterangan di Surabaya, Selasa.
Sapi disarankan berumur minimal dua tahun, sedangkan kambing atau domba minimal satu tahun, yang ditandai dengan pergantian dua gigi seri depan.
“Jenis kelamin hewan kurban sebaiknya jantan dan tidak dikastrasi. Kastrasi bisa menyebabkan hewan dianggap cacat sehingga tidak memenuhi syarat sah untuk dikurbankan,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pemeriksaan fisik dan perilaku hewan. Hewan yang sehat ditandai dengan keempat kaki yang kuat, nafsu makan baik, mata cerah, bulu bersih, suhu tubuh normal, dan gerakan lincah.
"Tanduk patah dianggap cacat ringan kecuali mengganggu fungsi tubuh atau mengurangi daging. Sementara itu, penggunaan ear tag diperbolehkan karena berfungsi sebagai penanda identitas atau vaksinasi," ucapnya.
Secara medis, pemeriksaan ante mortem diperlukan untuk memastikan hewan bebas dari penyakit seperti penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Hewan dengan air liur berlebih atau lendir pada hidung harus diwaspadai. Respons cepat terhadap sentuhan juga menjadi indikator perilaku sehat hewan," ujarnya.
Menanggapi isu parasit, Emy mengimbau masyarakat waspada terhadap gejala infeksi cacing, seperti hewan tampak lesu dan bulu mudah menempel saat disentuh.
“Jika setelah disembelih ditemukan cacing, segera hubungi dokter hewan atau petugas pengawas untuk mencegah penularan ke manusia, terutama melalui konsumsi jeroan,” ujarnya.
Emy juga mengingatkan agar proses penyembelihan dilakukan sesuai prinsip ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).