Surabaya (ANTARA) - Staf Ahli Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Prof. Moh. Chotib menyatakan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam upaya pelindungan pekerja migran.
“Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam mendukung pelindungan pekerja migran Indonesia, baik dari sisi akademis, teknis, maupun hukum,” katanya di Lamongan, Jawa Timur, Selasa.
Chotib menuturkan Kementerian P2MI sendiri memiliki mandat untuk memastikan pelindungan menyeluruh bagi para pekerja migran baik mulai dari pra-penempatan, masa bekerja di luar negeri, hingga kepulangan ke tanah air.
Dalam hal ini, ia mengatakan perguruan tinggi akan berperan dari sisi penguatan literasi hukum, pelatihan keterampilan, serta penyediaan data dan riset yang valid.
Oleh sebab itu, Chotib menekankan harus ada sinergi yang baik antara Kementerian P2MI dengan perguruan tinggi salah satunya melalui forum diskusi seperti yang diselenggarakan di Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan.
“Sinergi dengan perguruan tinggi menjadi sangat penting. Kami mengajak Unisda untuk menjadi mitra aktif dalam misi ini,” ujarnya.
Guru Besar Ilmu Hukum Unisda Lamongan Prof. M. Afif Hasbullah menilai pelindungan pekerja migran bukan hanya soal kebijakan dan birokrasi tetapi juga mengenai keadilan sosial dan hak asasi manusia yang harus dikawal melalui pendekatan ilmiah dan kritis.
Afif mengaku pihaknya siap menjadi bagian dari penggerak bagi pelindungan yang lebih berkeadilan melalui pendirian Pusat Studi Pelindungan Pekerja Migran di Unisda.
Afif menjelaskan dukungan akademis yang dimaksud mencakup pengembangan kurikulum berbasis pelindungan migran, riset kolaboratif dengan instansi pemerintah, serta penguatan pendampingan hukum bagi pekerja migran dan keluarganya.
“Perguruan tinggi khususnya dengan kapasitas akademik yang kami miliki dapat menjadi bagian penggerak bagi pelindungan yang lebih berkeadilan,” kata Afif yang juga Plt. Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jatim ini.
Rektor Unisda Hafid Nashrullah pun mendukung inisiatif pembangunan Pusat Studi Pelindungan Pekerja Migran di Unisda dan berharap kolaborasi yang dibangun dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain.
Kepala BP3MI Jawa Timur Gimbar O Helawarnana juga memastikan kesiapan pihaknya untuk sharing potensi kebutuhan serta penempatan tenaga kerja migran dengan pihak perguruan tinggi sebagai pencetak tenaga profesional dan terampil.
“Dengan sinergi lintas sektor ini diharapkan pelindungan terhadap pekerja migran Indonesia akan semakin kuat dan menyeluruh,” kata Gimbar.