Surabaya - Pengusaha teh apel asal Kota Batu, Jawa Timur, optimistis produknya menembus pasar ekspor karena potensi pasar yang besar dan semakin diminati masyarakat internasional. "Keoptimisan ini juga dipicu penguasaan pasar nasional yang kami cakup sekarang di antaranya Surabaya, Malang, Batu, dan Jakarta. Kami juga rutin mengirim 1.000 paket per bulan ke Makassar," kata Pengusaha Teh Apel Celup bermerek Djoenggo, Totok Heriyono, di Surabaya, Kamis. Menurut dia, bisnis produksi teh apel yang biasa disebut sari apel dan dikemas dalam kantong kecil tersebut dimulai sejak penelitiannya selama enam bulan di Kota Batu sebagai daerah penghasil beragam apel. "Untuk itu, dengan teh apel celup ini kami ingin memasarkannya di luar negeri sekaligus mengenalkan Indonesia khususnya Kota Batu dengan sejumlah produk unggulan khas daerah," ujarnya. Mengenai pasar internasional yang ingin dibidik, harap dia, teh apel celup dengan pengemasan "tea bag"-nya dilakukan di Surabaya tersebut bisa dijual di sejumlah negara tetangga misal Singapura dan Malaysia. "Hal tersebut karena teh apel celup yang kini menjadi salah satu produk unggulan Kota Batu itu belum pernah diproduksi perusahaan manapun. Kalau sari apel, banyak yang jual tetapi yang dikemas seperti teh celup baru kami penjualnya," katanya. Dengan perluasan pasarnya saat ini, tambah dia, setiap bulan mampu merealisasi omzet senilai Rp30 juta atau meningkat dua kali lipat dibandingkan omzetnya ketika awal merintis bisnis sebesar Rp15 juta per bulan. "Pertama kali memulai usaha, kami hanya mengeluarkan investasi senilai Rp29 juta tetapi modal tersebut cepat kembali setelah dua bulan menjalani usaha," katanya. Pencapaian itu, sebut dia, juga dipengaruhi manfaat besar yang dirasakan konsumen ketika menikmati teh apel celupnya seperti menangkal penuaan dini, antioksidan, mengurangi kolesterol dan asam urat, dan menambah stamina. "Bahkan, saat bulan Ramadhan 1433 Hijriah minuman ini juga laik dikonsumsi masyarakat baik ketika berbuka puasa maupun makan sahur," katanya. Ia melanjutkan, keberhasilan usahanya didukung oleh kerja samanya dengan menggandeng 12 gabungan kelompok petani apel di Kota Batu. Dengan strategi bisnis tersebut maka kebutuhan apel sebanyak 1 ton per bulan selalu terpenuhi meskipun kondisi cuaca tak menentu. "Sementara, ragam apel yang kami gunakan sebagai bahan di antaranya apel ana, room beauty, dan manalagi. Bisnis kami ini juga memberdayakan masyarakat lokal dengan serapan tenaga kerja sekarang mencapai 10 orang," katanya.(*)
Berita Terkait
Buruh dan pengusaha sepakati UMK Ponorogo 2026 naik Rp140 ribu
23 Desember 2025 05:57
Pengusaha hormati penetapan PP upah minimum tahun 2026
18 Desember 2025 16:45
AHY lepas 19 truk bantuan makanan bagi warga Aceh dan Sumatera
12 Desember 2025 13:24
Menteri UMKM: Cacah ulang thrifting ilegal opsi lindungi UMKM
17 November 2025 12:05
KPK panggil lagi pengusaha Billy Haryanto terkait kasus DJKA Kemenhub
13 November 2025 14:50
Jaksa KPK ungkap dua pengusaha swasta suap Rp2,55 miliar di korupsi hutan
11 November 2025 18:04
Pengusaha batik generasi Z di Malang
28 Oktober 2025 16:09
Korupsi, keserakahan dan pentingnya menghulukan penanganan
24 Oktober 2025 17:00
