Pengusaha Teh Apel Optimistis Tembus Pasar Ekspor
Kamis, 26 Juli 2012 12:21 WIB
Surabaya - Pengusaha teh apel asal Kota Batu, Jawa Timur, optimistis produknya menembus pasar ekspor karena potensi pasar yang besar dan semakin diminati masyarakat internasional.
"Keoptimisan ini juga dipicu penguasaan pasar nasional yang kami cakup sekarang di antaranya Surabaya, Malang, Batu, dan Jakarta. Kami juga rutin mengirim 1.000 paket per bulan ke Makassar," kata Pengusaha Teh Apel Celup bermerek Djoenggo, Totok Heriyono, di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, bisnis produksi teh apel yang biasa disebut sari apel dan dikemas dalam kantong kecil tersebut dimulai sejak penelitiannya selama enam bulan di Kota Batu sebagai daerah penghasil beragam apel.
"Untuk itu, dengan teh apel celup ini kami ingin memasarkannya di luar negeri sekaligus mengenalkan Indonesia khususnya Kota Batu dengan sejumlah produk unggulan khas daerah," ujarnya.
Mengenai pasar internasional yang ingin dibidik, harap dia, teh apel celup dengan pengemasan "tea bag"-nya dilakukan di Surabaya tersebut bisa dijual di sejumlah negara tetangga misal Singapura dan Malaysia.
"Hal tersebut karena teh apel celup yang kini menjadi salah satu produk unggulan Kota Batu itu belum pernah diproduksi perusahaan manapun. Kalau sari apel, banyak yang jual tetapi yang dikemas seperti teh celup baru kami penjualnya," katanya.
Dengan perluasan pasarnya saat ini, tambah dia, setiap bulan mampu merealisasi omzet senilai Rp30 juta atau meningkat dua kali lipat dibandingkan omzetnya ketika awal merintis bisnis sebesar Rp15 juta per bulan.
"Pertama kali memulai usaha, kami hanya mengeluarkan investasi senilai Rp29 juta tetapi modal tersebut cepat kembali setelah dua bulan menjalani usaha," katanya.
Pencapaian itu, sebut dia, juga dipengaruhi manfaat besar yang dirasakan konsumen ketika menikmati teh apel celupnya seperti menangkal penuaan dini, antioksidan, mengurangi kolesterol dan asam urat, dan menambah stamina.
"Bahkan, saat bulan Ramadhan 1433 Hijriah minuman ini juga laik dikonsumsi masyarakat baik ketika berbuka puasa maupun makan sahur," katanya.
Ia melanjutkan, keberhasilan usahanya didukung oleh kerja samanya dengan menggandeng 12 gabungan kelompok petani apel di Kota Batu. Dengan strategi bisnis tersebut maka kebutuhan apel sebanyak 1 ton per bulan selalu terpenuhi meskipun kondisi cuaca tak menentu.
"Sementara, ragam apel yang kami gunakan sebagai bahan di antaranya apel ana, room beauty, dan manalagi. Bisnis kami ini juga memberdayakan masyarakat lokal dengan serapan tenaga kerja sekarang mencapai 10 orang," katanya.(*)