Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memberikan apresiasi Tim Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) SMPN 6 Kediri yang siaga dan tanggap terhadap bencana.
Hal tersebut diungkapkannya setelah simulasi Tim SPAB SMPN 6 Kediri yang digelar bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kediri.
"Semua lapisan masyarakat harus memiliki kesadaran dan kesiapsiagaan bencana. Hal itu bertujuan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan," kata Wakil Wali Kota Kediri K.H. Qowimuddin Thoha di Kediri, Sabtu.
Ia menambahkan, pada simulasi tersebut Tim SPAB sudah memahami betul bagaimana penanganan awal. Mulai dari mengimbau agar siswa tidak panik, lalu pengumpulan di titik evakuasi, penanganan terhadap korban, menenangkan siswa yang trauma, dan lainnya.
"Jadi harapannya tidak hanya ditangani instansi terkait tapi diharapkan semua masyarakat mampu untuk tanggap bencana. BPBD selalu menjalin kolaborasi dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk kesiapsiagaan bencana. Lalu juga memberikan pelatihan-pelatihan meminimalisir dampak yang ditimbulkan," kata dia.
Gus Qowim, sapaan akrabnya juga berharap agar SPAB ini ada di seluruh sekolah. Program ini bagus untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan sekolah terhadap bencana.
"Adanya SPAB, sekolah dapat mempersiapkan diri menghadapi berbagai jenis bencana," kata dia.
Ia menambahkan, juga akan ada kanal aduan call center "Lapor Mbak Wali 112", yang merupakan layanan kegawatdaruratan baik di bidang kesehatan, bencana alam dan lainnya.
Hal ini, kata dia, merupakan wujud komitmen pemerintah untuk mewujudkan pelayanan publik yang cepat dan tepat.
"Tadi saya sampaikan kepada Kalaksa BPBD agar program ini terus disosialisasikan. Kami juga memiliki layanan kegawatdaruratan call center Lapor Mbak Wali 112. Masyarakat dengan mudah mengakses untuk melaporkan apabila terjadi kegawatdaruratan termasuk bencana," kata dia.
Kalaksa BPBD Kota Kediri Joko Arianto menambahkan SPAB ini sudah dibentuk di empat sekolah yakni SDN Betet 1, SMAN 2 Kediri, SMA 5 Taruna Brawijaya, dan SMPN 6 Kota Kediri.
Ia mengatakan penunjukan SMPN 6 Kota Kediri ini dari kajian risiko bencana, Kelurahan Gayam merupakan daerah rawan bencana seperti, banjir, gempa bumi, tanah longsor, cuaca ekstrem, dan kekeringan.
Pihaknya menyebut, terdapat 35 orang yang tergabung dalam Tim SPAB in yang terdiri dari siswa, guru, komite sekolah, warga sekitar, wali murid, pegawai kelurahan, dan lainnya.
"Makanya kami bentuk SPAB di sini. Ketika nanti terjadi bencana siswa, guru, wali murid, dan warga sekitar mengerti ilmu kebencanaan serta apa yang harus dilakukan. Jadi seperti dalam simulasi tadi ketika terjadi bencana semua koordinator lapor ke Kepala Sekolah dan dilaporkan ke Lapor Mbak Wali 112. Lalu dilakukan penanganan bencana," kata dia.
Joko menambahkan, Tim SPAB ini telah mendapat pelatihan selama empat hari mengenai kebencanaan. Pelatihan dilakukan dari pagi hingga sore. Lalu di hari terakhir dilakukan simulasi untuk mempraktikkan apa saja yang telah disosialisasikan dalam pelatihan.
"Jadi ketika terjadi bencana mereka sudah tau perannya dan apa yang harus dilakukan. Tim ini juga mensosialisasikan kepada warga sekolah dan lingkungan sekitar mengenai tanggap bencana," kata dia.