11 Anggota DPRD Bojonegoro Bolos Rapat
Jumat, 13 Juli 2012 20:51 WIB
Bojonegoro - Sebanyak 11 anggota Komisi C DPRD Bojonegoro, Jatim, absen atau tidak hadir secara bersamaan saat rapat dengar pendapat dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Jumat.
Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro M Yasin, seusai rapat dengar pendapat mengatakan, 11 anggota DPRD, semuanya tidak hadir dalam rapat dengar pendapat dengan alasan yang sama, yaitu ada kepentingan keluarga.
Mereka, lanjutnya, sudah tahu jadwal rapat dengar pendapat dengan Dinas Kominfo yang akan membahas program mengenai teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
"Saya kecewa, sebab sebagai anggota DPRD lebih mementingkan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan umum, padahal mereka memperoleh gaji dan tahu jadwal rapat itu," katanya, dengan nada prihatin.
Anggota DPRD yang tidak hadir dalam dengar pendapat yaitu Wakil Ketua Komisi C DPRD, Nuswantoro, juga anggota lainnya, mulai Asnaida, Sujono Budiono, Very Djanjang Muraharso, Wahyuni Susilowati, Asnaida, Aminoto, Nurhadi, Supaat, Radi Amir dan Miftakhul Choiri.
Meski demikian, M. Yasin dari Fraksi Partai Demokrat itu, memimpin sendirian rapat dengar pendapat dengan Kepala Dinas Kominfo Djumari, dengan sejumlah stafnya.
"Saya memimpin rapat dengar pendapat sendiri sampai sekitar satu jam lebih," ucapnya.
M. Yasin menjelaskan, dalam dengar pendapat itu, tidak ada keputusan yang diambil, hanya sebatas mendengarkan program pengembangan TIK di lingkungan pemkab.
Kominfo, menurut dia, memaparkan pemanfaatkan anggaran pengembangan TIK sebesar Rp2 miliar yang ada di dalam APBD 2012. "Sesuai laporan Kominfo anggaran Rp2 miliar sudah dimanfaatkan untuk pengembangan TIK sekitar 90 persen," jelasnya.
Di dalam dengar pendapat itu, lanjutnya, Kominfo juga menyampaikan laporan mengajukan anggaran tambahan di dalam APBD Perubahan sebesar Rp400 juta yang akan dimanfaatkan untuk pembuatan desain, dan pengembangan jaringan TIK.
"Pengembangan TIK terus dilakukan dan besarnya anggaran yang dibutuhkan tahun anggaran 2013 mencapai Rp3 miliar," ungkapnya. (*)