Kediri (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kediri, Jawa Timur, memanfaatkan pekarangan milik lapas setempat untuk program ketahanan pangan dengan ditanami sayuran.
Kepala Lapas Kelas II A Kediri Solichin mengemukakan program ketahanan pangan dengan penanaman sayuran ini merupakan implementasi arahan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam mendukung ketahanan pangan di lingkungan pemasyarakatan.
"Program ini tidak hanya fokus pada ketahanan pangan, tetapi juga sebagai wadah bagi WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) untuk belajar keterampilan pertanian yang dapat mereka manfaatkan setelah bebas nanti," katanya di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan program ini sekaligus menjadi upaya pemberdayaan yang memperkuat kemampuan WBP dalam beradaptasi dengan dunia luar setelah menjalani masa hukuman.
Ia mengatakan program ini memberikan manfaat besar bagi WBP dalam hal pembekalan keterampilan praktis yang berguna untuk kehidupan mereka setelah kembali ke masyarakat.
"Dengan belajar bekerja di lapangan, WBP memperoleh ilmu yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka di luar penjara," kata dia.
Dalam program pembinaan kerja di lokasi yang diberi nama SAE Lakuli ini berhasil meraih hasil maksimal dari budi daya tanaman terung dengan total 12 kali panen yang dilakukan selama tiga bulan terakhir.
Setiap kali panen menghasilkan sekitar 1,5 kuintal terung dengan total hasil mencapai 18 kuintal.
Panen ini juga mencerminkan keberhasilan dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan dan mendukung ketahanan pangan di lingkungan pemasyarakatan.
Tanaman terung ini ditanam di atas lahan seluas 300 meter persegi dan dirawat dengan perhatian intensif oleh WBP yang terlibat dalam program tersebut.
Dalam kegiatan ini, dilakukan pemupukan setiap selesai panen, sedangkan penyemprotan hama dilakukan setiap bulan untuk menjaga kesehatan tanaman dan kualitas hasil panen.
Program ini juga mencerminkan komitmen Lapas Kediri dalam menciptakan lingkungan yang produktif dan ramah terhadap keberlanjutan pertanian.
Program ini melibatkan empat WBP yang bekerja keras dalam setiap tahap, mulai dari pembibitan, perawatan, hingga proses pemanenan.
Dengan pembekalan keterampilan praktis yang didapatkan, WBP tidak hanya berperan aktif dalam menjaga kelangsungan program, tetapi juga mendapatkan pengalaman berharga yang dapat bermanfaat untuk kehidupan mereka setelah bebas.
Hasil panen terung kemudian didistribusikan kepada pihak ketiga/penyedia bahan makanan dan sebagian disalurkan untuk kebutuhan masyarakat sekitar.
Pihaknya berharap, program ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Lapas Kediri, yang tidak hanya berfokus pada pemasyarakatan, tetapi juga pada rehabilitasi dan pemberdayaan sosial WBP.
Lapas Kediri, kata dia, dengan hasil panen yang produktif ini berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program keterampilan lainnya sebagai bagian dari upaya reintegrasi sosial dan pembinaan yang berkelanjutan bagi WBP.
Selain itu, Lapas Kediri akan terus berinovasi dalam menciptakan program-program baru yang dapat memberi manfaat sosial yang lebih luas, baik untuk WBP maupun masyarakat secara keseluruhan.
"Program ketahanan pangan ini menjadi bukti nyata bahwa pemasyarakatan dapat berjalan secara lebih humanis, dengan melibatkan keterampilan yang berguna bagi masa depan WBP," kata dia.