Surabaya, Jatim (ANTARA) - PT Terminal Teluk Lamong (TTL) mempertahankan sertifikasi ISO 14001:2015 berkat upaya perusahaan dalam mengimplementasikan digitalisasi sistem, sehingga mendukung efisiensi sumber daya alam.
ISO 14001:2015 merupakan standar internasional yang menekankan pada manajemen risiko lingkungan, kepatuhan terhadap regulasi, serta peningkatan berkelanjutan dalam pengelolaan dampak lingkungan.
"Implementasi audit ISO 14001:2015 ini merupakan komitmen perusahaan terhadap visi sebagai greenport terbaik," kata Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong (TTL) David Pandapotan Sirait di Surabaya, Jatim, Kamis.
David menuturkan keberhasilan mempertahankan sertifikasi ISO 14001:2015 memperkuat posisi TTL sebagai greenport terminal sekaligus cerminan budaya kerja perusahaan yang berorientasi pada kualitas, kepatuhan, dan keberlanjutan.
Oleh sebab itu, ia menegaskan TTL akan terus mendorong efisiensi operasional dan kepedulian lingkungan dalam setiap pengembangan bisnis ke depan.
Ia pun memastikan manajemen lingkungan sesuai ISO 14001 ini tidak hanya akan berlaku di TTL namun juga didorong untuk diterapkan di seluruh terminal yang berada di bawah pengelolaan TTL seperti Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam).
"Kami percaya terminal masa depan adalah terminal yang tidak hanya cepat dan efisien tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, pelaksanaan Audit ISO 14001:2015 di PT TTL berlangsung pada 21-23 April 2025 dengan ruang lingkup yang diperluas hingga ke TPK Nilam sebagai terminal yang dikelola TTL.
Berdasarkan hasil penilaian dari Badan Sertifikasi GCL International, TTL direkomendasikan untuk tetap mendapatkan sertifikasi ISO 14001:2015 yang menegaskan sistem manajemen lingkungan perusahaan berjalan efektif dan sesuai standar internasional.
Auditor memberikan catatan positif bahwa PT TTL telah menunjukkan peningkatan pencapaian signifikan melalui penerapan digitalisasi sistem.
Lead Auditor GCL International Eni Herawati mengapresiasi upaya dan komitmen PT TTL dalam menjaga konsistensi manajemen lingkungan khususnya penerapan digitalisasi secara menyeluruh di setiap proses bisnisnya.
"Ini berdampak langsung terhadap efisiensi penggunaan sumber daya alam seperti minimnya penggunaan kertas dalam dokumentasi dan penggunaan BBM dalam operasionalnya," kata Eni.