Surabaya (ANTARA) - PT Terminal Teluk Lamong (TTL) secara resmi mengimplementasikan Terminal Booking System (TBS) di Terminal Petikemas (TPK) Nilam dan TPK Berlian setelah dua bulan lalu sukses diterapkan di TPK Teluk Lamong.
“Sistem ini sebelumnya telah sukses diterapkan di TPK Teluk Lamong sejak 11 Juni 2025, dan terbukti meningkatkan efisiensi operasional dengan pengaturan arus truk yang lebih terencana,” kata Direktur Utama PT TTL David Pandapotan Sirait di Surabaya, Jumat.
David mengatakan saat peluncuran pihaknya menjelaskan tahapan implementasi TBS termasuk manfaat sistem dalam mengurangi kepadatan dan meningkatkan ketertiban operasional di pelabuhan.
Melalui penerapan TBS, truk yang akan masuk ke terminal wajib melakukan pemesanan slot waktu kedatangan (booking time slot) yang telah dibagi ke dalam enam sesi per hari, masing-masing berdurasi empat jam.
Sistem ini akan membantu menyesuaikan kapasitas layanan terminal dengan volume kedatangan truk sehingga kemacetan dapat diminimalkan dan waktu layanan menjadi lebih terukur dan efisien.
Selain itu, TPK Nilam dan TPK Berlian juga telah menggunakan Integrated Billing System (IBS) untuk mendukung proses transaksi yang lebih terintegrasi dan transparan.
Dengan penggunaan IBS, proses administrasi menjadi lebih cepat, akurat, dan efisien bagi seluruh pemangku kepentingan.
Peluncuran TBS di TPK Nilam dan TPK Berlian berjalan lebih lancar karena para pengemudi sudah cukup familier dengan sistem ini setelah lebih dulu diterapkan di TPK Teluk Lamong.
Meski demikian, David memastikan TTL akan terus melakukan evaluasi dari implementasi TBS guna memastikan efektivitas sistem sekaligus melakukan penyempurnaan yang diperlukan.
“TTL berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik bagi seluruh pengguna jasa melalui inovasi dan peningkatan berkelanjutan,” katanya.
Kepala KSOP Tanjung Perak Agustinus Maun menuturkan penerapan Terminal Booking System (TBS) di TPK Nilam dan Berlian merupakan langkah penting dalam perluasan digitalisasi logistik nasional khususnya di kawasan pelabuhan.
Menurutnya, inisiatif ini mendukung efisiensi layanan dan merupakan bagian dari aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).
“Ini akan menyusul keberhasilan implementasi STID yang kini telah mencatat lebih dari 11.000 truk aktif,” ujar Agustinus.
Agustinus pun mengapresiasi kinerja Badan Usaha Pelabuhan dan operator terminal yang telah menyiapkan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung implementasi TBS.
Ia berharap sistem ini dapat mempercepat dan mempermudah layanan secara transparan dan efisien.
