Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Tim SAR gabungan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menutup secara resmi operasi pencarian korban tenggelam dan terseret ombak besar di Pantai Bambang, meskipun korban Candra Jolan Tariswa (13) belum ditemukan.
"Sesuai standar operasional pencarian, kami menutup operasi SAR hari ketujuh dengan berat hati. Namun, kami terus menjaga koordinasi bersama pihak keluarga, pemerintah desa, serta jaringan relawan jika ada informasi lanjutan," kata Petugas Pusdalops BPBD Lumajang Nurcahyo saat dikonfirmasi per telepon di Lumajang, Selasa.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Basarnas, unsur TNI-Polri, relawan, dan masyarakat menunjukkan sinergi luar biasa dalam misi kemanusiaan pencarian korban kecelakaan laut di Pantai Bambang, Desa Bago, Kecamatan Pasirian.
Selama tujuh hari sejak Senin (7/4), tim gabungan melakukan upaya maksimal untuk mencari korban Candra Jolan Tariswa (13), seorang pelajar asal Kecamatan Candipuro yang hilang terseret ombak saat berlibur bersama keluarganya.
"Operasi SAR dilakukan secara terpadu, mengerahkan personel darat, alat komunikasi, serta dukungan logistik dalam kondisi cuaca dan gelombang laut yang menantang," tuturnya.
Meski pencarian resmi dihentikan, lanjut dia, BPBD Lumajang tetap koordinasi dengan keluarga korban, perangkat desa, serta jaringan relawan akan terus dilanjutkan untuk mengantisipasi kemungkinan ditemukannya jasad korban oleh warga sekitar.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudi Cahyono menjelaskan bahwa tim SAR gabungan menghadapi sejumlah kendala di lapangan, salah satunya adalah kondisi ombak tinggi di kawasan pantai selatan Jawa.
"Kalau melihat dari kendala di lapangan, memang gelombang laut cukup tinggi, sehingga teman-teman yang menurunkan perahu karet hanya bisa turun pagi hari ketika kondisi relatif aman," katanya.
Ia menjelaskan penyisiran dilakukan secara intensif dari titik awal hilangnya korban di Pantai Bambang hingga ke Pantai Paseban, Kabupaten Jember, yang berjarak sekitar 15 kilometer. Tim menggunakan metode pencarian manual, seperti berjalan kaki, serta bantuan perahu karet.
"Kalau melihat dari arah arus gelombang, memang mengarah ke timur, sehingga penyisiran dilakukan dari Pantai Bambang ke arah Patu Pecak dan Pantai Wotgalih," ujarnya.
Musibah itu menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan di kawasan pantai yang memiliki karakteristik gelombang laut yang kuat. Pemerintah Kabupaten Lumajang akan terus memperkuat edukasi kebencanaan kepada masyarakat, termasuk pelajar dan wisatawan, demi keselamatan bersama di wilayah pesisir.
“Kami hadir bukan hanya untuk menangani bencana, tetapi untuk membangun kesadaran bersama bahwa keselamatan adalah tanggung jawab semua,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, dua orang wisatawan terseret ombak di Pantai Bambang pada Senin (7/4). Salah satu korban, Paedi (42), ditemukan dalam kondisi meninggal dunia keesokan harinya, namun keponakannya Candra Jolan Tariswa hingga kini belum ditemukan.(*)