Surabaya (ANTARA) - PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) mencatatkan peningkatan arus peti kemas pada Maret 2025 dengan kenaikan sebesar 6,92 persen dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yaitu dari 125.474 TEUs menjadi 134.159 TEUs.
“Peningkatan ini terutama didorong oleh kontribusi dari arus peti kemas internasional yang tercatat pada 128.373 TEUs pada Maret naik 9,01 persen dibanding 117.761 TEUs pada Februari,” kata Direktur Utama TPS Wahyu Widodo di Surabaya, Rabu.
Namun, meski arus peti kemas internasional mengalami lonjakan arus peti kemas domestik justru mengalami koreksi sebesar 24,98 persen yakni dari 7.713 TEUs pada Februari menjadi 5.786 TEUs pada Maret.
Widodo menuturkan koreksi itu sebagian besar disebabkan oleh menurunnya produksi barang di pabrik sebagai upaya penyesuaian terhadap jadwal libur panjang lebaran dan cuti bersama.
Dari arus peti kemas internasional, untuk arus peti kemas ekspor naik sebesar 2,64 persen yaitu dari 60.206 TEUs pada Februari menjadi 61.798 TEUs pada Maret.
Sementara untuk arus peti kemas impor mencatatkan peningkatan sebesar 15,67 persen dari 57.555 TEUs pada Februari menjadi 66.575 TEUs pada Maret.
Perbandingan arus peti kemas antara ekspor dengan impor pada bulan Maret adalah 48 persen atau 61.798 TEUs untuk peti kemas ekspor dan 52 persen 66.575 TEUs untuk peti kemas impor.
Dibanding Februari 2025, prosentase perbandingan arus peti kemas ekspor menyumbang 51 persen dengan arus peti kemas sebanyak 60.206 TEUs sedangkan impor sebanyak 57.555 TEUs atau 49 persen dari total arus peti kemas.
TPS juga mencatatkan peningkatan jumlah kunjungan kapal sebesar 0,97 persen yakni dari 103 kunjungan kapal pada Februari menjadi 104 kunjungan kapal pada Maret.
Menurut Widodo, peningkatan yang tercatat pada Maret itu menjadi indikasi positif bagi industri logistik yang terus berkembang di tengah tantangan pasar yang dinamis.
Dari sisi kinerja bongkar muat, TPS turut mencatat peningkatan pada Maret dengan capaian 52,14 box/ship/hour naik sebesar 1,98 persen dibanding Februari yang sebanyak 51,13 box/ship/hour.
Capaian tersebut melampaui kinerja bongkar muat yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak di Surabaya yaitu 48 box/ship/hour.
“TPS tetap masih memimpin perolehan market share dengan prosentase 83 persen di Pelabuhan Tanjung Perak,” kata Widodo.