Surabaya (ANTARA) - PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) mempertahankan posisi dominan di pasar peti kemas internasional dengan penguasaan pangsa pasar sebesar 83 persen di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Sekretaris Perusahaan TPS Erika Asih Palupi mencatat pertumbuhan arus peti kemas internasional sebesar 3,02 persen pada periode Januari–Juli 2025 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Volume peti kemas internasional di TPS meningkat dari 842.467 Twenty-foot Equivalent Units/ TEUs di tahun 2024 menjadi 867.888 TEUs pada tahun 2025," katanya melalui keterangan tertulis di Surabaya, Selasa.
Erika memaparkan, secara keseluruhan, arus peti kemas domestik maupun internasional juga naik 2,14 persen dibanding periode yang sama tahun 2024, yaitu dari 889.142 TEUs menjadi 908.136 TEUs.
Secara bulanan (month-on-month), volume peti kemas pada Juli 2025 tercatat sebesar 139.618 TEUs atau naik 2,69 persen dibanding Juni 2025 yang mencapai 135.951 TEUs.
Erika menjelaskan kinerja positif di bulan Juli 2025 didorong oleh kontribusi peti kemas internasional sebesar 133.709 TEUs dan domestik 5.909 TEUs.
"Sebagai perbandingan, pada Juni 2025 arus peti kemas internasional mencapai 130.299 TEUs, sedangkan domestik 5.652 TEUs," ujarnya.
Dari sisi perdagangan luar negeri, arus ekspor pada Januari–Juli 2025 mengalami pertumbuhan year-on-year sebesar 4,61 persen, dari 409.633 TEUs menjadi 428.533 TEUs.
Di sisi impor, terjadi kenaikan sebesar 1,51 persen dari 432.835 TEUs menjadi 439.355 TEUs.
Pada bulan Juli 2025, neraca perdagangan menunjukkan surplus, dengan kontribusi ekspor sebesar 67.315 TEUs atau 51 persen dan impor 66.394 TEUs atau 49 persen.
Menurut Erika, komposisi ini konsisten dengan bulan sebelumnya ketika ekspor mencapai 65.443 TEUs atau 51 persen dan impor 64.857 TEUs atau 49 persen.
Jumlah kunjungan kapal ke TPS selama tujuh bulan pertama 2025 juga mencatatkan peningkatan 4,27 persen, dari 703 kunjungan pada tahun lalu menjadi 733 kunjungan di tahun ini.
Dari sisi produktivitas, TPS mencatatkan rata-rata kinerja bongkar muat sebesar 52 box/ship/hour selama Januari–Juli 2025, melebihi standar minimum 48 box/ship/hour yang ditetapkan Kementerian Perhubungan.
