Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menargetkan produksi beras 800.000 ton pada tahun ini sebagai kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan nasional yang menjadi prioritas pemerintah pusat.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Rabu, mengungkapkan untuk memenuhi target produksi beras dilakukan penambahan luas area tanam padi secara signifikan.
"Tahun ini ada penambahan luasan lahan tanam hingga 35.000 hektare, sehingga panen yang biasanya di angka 500.000 ton, tahun ini bisa menambah hingga menjadi 800.000 ton," katanya.
Dengan penambahan luas tanam dan optimalisasi penggunaan lahan, kata dia, Banyuwangi terus memperkuat posisinya sebagai salah satu lumbung padi nasional.
Bupati Ipuk berharap, produksi beras yang tinggi tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, akan tetapi juga menopang stabilitas pangan nasional dalam jangka panjang.
Ia menyebutkan luas baku sawah (LBS) mencapai 62.940 hektare dengan capaian luas tanam padi pada 2024 mencapai 119.651 hektare, sedangkan target luas tambah tanam pada 2025 seluas 151.048 hektare.
"Target kami untuk luas tambah tanam tahun 2025 mencapai 151.048 hektare dan hingga bulan Maret 2025 capaian sudah sekitar 24 persen atau setara dengan 36.554 hektare," kata dia.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda menyampaikan panen padi yang berlangsung sejak Januari hingga Maret 2025 telah mencakup area seluas 21.075 hektare.
Sebagian besar hasil panen tersebut telah diserap oleh Perum Bulog di wilayah itu untuk menjaga ketersediaan beras nasional.
"Saya prediksi akan terjadi pada bulan April dan Mei, dengan estimasi luas panen masing-masing sebesar 14.987 hektare dan 11.506 hektare," kata Bupati Ipuk.