Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mendorong para tenaga kesehatan (nakes) membangun kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan warga.
"Kita akan dehidrasi kalau bekerja sendiri, ciptakan sistem yang bisa menggandeng banyak pihak untuk upaya preventif, libatkan kepala sekolah, pendidik, ustadz dan ustadzah, tokoh agama, ormas untuk membantu sosialisasi pencegahan kesehatan," katanya dalam rapat koordinasi teknis bidang kesehatan di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Dengan preventif kolaboratif ini, lanjut Ipuk, akan mengoptimalkan program mal orang sehat yang telah dicanangkan Banyuwangi dalam upaya mengubah paradigma sakit menjadi paradigma sehat menjadi prioritas.
Ia menyampaikan bahwa berapapun anggaran tidak akan pernah cukup jika mengabaikan pencegahan, apalagi setiap hari prevalensi penyakit tidak menular terus meningkat.
"Ini harus menjadi perhatian kita semua bagaimana mencegahnya, mari gandeng banyak pihak untuk bersama-sama mempromosikan gaya hidup sehat," kata Ipuk.
Bupati Ipuk menambahkan, orang periksa kesehatan tidak saat sakit saja, tapi harus diajak saat sehat untuk cek dan deteksi dini.
"Kalau perlu petugas kesehatan jemput bola mengajak orang yang sehat untuk deteksi dini," katanya.
Pemkab Banyuwangi telah menggulirkan berbagai program untuk meningkatkan derajat kesehatan warga, seperti penurunan angka kematian ibu dan bayi, dengan program puskesmas asuhan spesialistik di mana dokter spesialis obgyn (SpOG) dan spesialis anak (Sp A) dilibatkan untuk mengampu puskesmas-puskesmas.
Pendampingan dalam program tersebut berupa konsultasi maupun layanan rujukan, saat terjadi kegawatdaruratan dalam proses persalinan.
"Minimal sebulan sekali para dokter spesialis obgyn dan spesialis anak dijadwalkan hadir di puskesmas untuk sharing terkait permasalahan kesehatan ibu hamil dan bayi," kata Ipuk.