Surabaya (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, menyatakan bahwa kebijakan work from anywhere (WFA) turut membantu mengurangi kepadatan penumpang saat mudik karena bisa melakukan perjalanan lebih awal.
"Dengan adanya WFA, lonjakan penumpang yang sebelumnya diprediksi terjadi pada 21 Maret sudah mulai terurai," kata Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, Harisandi Savari, saat inspeksi mendadak (sidak) di Stasiun Kereta Api Surabaya Pasar Turi, Senin.
Sejauh ini, menurut Harisandi, belum ada keluhan dari masyarakat terkait persiapan mudik.
Ia juga menyampaikan bahwa fasilitas yang disediakan di Stasiun Pasar Turi cukup memadai termasuk lahan parkir telah disiapkan untuk menampung sekitar 500 kendaraan.
Selain itu, langkah-langkah pengamanan juga diperketat guna mencegah potensi ancaman keamanan, termasuk aksi terorisme dengan menggunakan sistem deteksi wajah.
"Sistem itu digunakan untuk mengantisipasi masuknya orang-orang yang mencurigakan. Posko kesehatan pun telah disiapkan dengan tim medis untuk menangani penumpang yang mengalami gangguan kesehatan secara mendadak," ujar Arisandi.
Selain di Stasiun Surabaya Pasar Turi, sidak juga dilakukan di Terminal Purabaya. Berdasarkan informasi yang dihimpun, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 26-27 Maret 2025, sementara arus balik diprediksi pada 5-7 April.
Sidak tersebut juga dilakukan untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana dalam menghadapi lonjakan penumpang saat arus mudik dan balik Lebaran tahun 2025.
DPRD Jatim sebut WFA mengurai kepadatan penumpang saat mudik
Senin, 24 Maret 2025 15:59 WIB

Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur saat sidak ke Stasiun Surabaya Pasar Turi untuk memantau kepadatan penumpang mudik Lebaran, Senin (24/3/2024). (ANTARA/ Faizal Falakki)
Dengan adanya WFA, lonjakan penumpang yang sebelumnya diprediksi terjadi pada 21 Maret sudah mulai terurai