Surabaya (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menegaskan, pentingnya kepatuhan terhadap tata ruang bagi para pengembang properti guna mencegah dampak lingkungan seperti banjir.
"Kami tentu ingin developer properti bisa tertib terhadap tata ruang," ujar Emil saat bertemu DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur seperti keterangan diterima di Surabaya, Kamis.
Ia menyoroti bahwa pembangunan perumahan yang tidak sesuai aturan, terutama di kawasan resapan air atau lahan pertanian produktif, berpotensi menjadi salah satu penyebab utama banjir.
Oleh karena itu, Emil mengajak para pengembang untuk lebih cermat dalam menelaah tata ruang sebelum memulai proyek.
"Kami ingin mengajak REI agar kita lebih cermat lagi melihat tata ruang," katanya.
Lebih lanjut, mantan Bupati Trenggalek ini juga menekankan bahwa sektor properti memiliki peran besar dalam menyerap produk dalam negeri, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian.
"Properti itu penting karena paling banyak menyerap produk dalam negeri," ujarnya.
Menurut Emil, jika sektor properti dapat berjalan dengan baik dan sesuai regulasi, maka akan memberikan efek berganda (multiplier effect) yang luas bagi masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Emil juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah berkoordinasi dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terkait program pembangunan tiga juta rumah untuk rakyat.
"Kita tahu ada program tiga juta rumah, dua juta di pedesaan, satu juta di perkotaan. Belum sebulan kami dilantik, kami langsung mendatangkan Menteri ATR/BPN untuk memberikan kejelasan bagi semua pihak," tuturnya.
Selain itu, Emil meminta para pengembang untuk lebih berhati-hati dalam memperhatikan aspek ekologis, termasuk zona hijau dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Ia memastikan bahwa Pemprov Jatim siap berdiskusi dengan DPD REI Jatim untuk mencari solusi terkait permasalahan tata ruang.
"Kita harus mencocokkan satu sama lain, antara zona hijau, LP2B, dan lainnya. Kecuali di kemudian hari ditemukan risiko ekologis yang besar, maka kita akan duduk bersama mencari solusi," katanya.
Emil menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa REI Jatim akan menjadi mitra strategis dalam mencari solusi atas berbagai tantangan di sektor properti.
"REI menjadi mitra strategis kami untuk melihat dan mencetuskan solusi atas masalah-masalah yang ada ke depannya," katanya.