Surabaya (ANTARA) - Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Himpunan Kawasan Industri (HKI) Jawa Timur membahas pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif dan stabilitas kawasan industri guna menarik minat investor dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Sabtu, Ketua Umum HKI Sanny Iskandar mengatakan daya tarik investasi tidak hanya bergantung pada insentif fiskal dan non-fiskal, tetapi juga pada stabilitas dan keamanan kawasan industri.
"Pemerintah perlu terus melakukan terobosan dalam kebijakan insentif serta melibatkan pelaku usaha dalam perumusannya agar lebih tepat sasaran," ujarnya.
Ia juga menyoroti gangguan keamanan yang kerap terjadi di kawasan industri akibat aksi sekelompok organisasi masyarakat (ormas).
Menurutnya, aksi unjuk rasa dan intervensi terhadap operasional pabrik dapat mengganggu kelangsungan bisnis dan menimbulkan persepsi negatif di kalangan investor.
"Beberapa investor bahkan telah menyampaikan keluhan langsung kepada Presiden, meminta jaminan keamanan untuk investasi mereka," ujarnya.
Wakil Ketua HKI Didik Prasetiyono, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT SIER, menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan pengelola kawasan industri sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan ini.
"Keamanan dan kenyamanan investor harus menjadi prioritas utama agar kawasan industri tetap produktif dan kompetitif," katanya.
HKI juga mendorong pemerintah untuk menerbitkan kebijakan pro-investasi serta meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
Dengan sinergi antara semua pemangku kepentingan, diharapkan Indonesia tetap menjadi tujuan utama investasi dan mampu menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Rakorwil HKI Jatim bahas iklim investasi dan stabilitas kawasan industri
Sabtu, 1 Maret 2025 16:29 WIB

Suasana Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Himpunan Kawasan Industri (HKI) Jawa Timur di Wisma SIER, Surabaya. (ANTARA/ HO - SIER)
Pemerintah perlu terus melakukan terobosan dalam kebijakan insentif serta melibatkan pelaku usaha dalam perumusannya agar lebih tepat sasaran.