Kesenian Wayang Krucil Bojonegoro Nyaris Punah
Rabu, 16 Mei 2012 14:22 WIB
Bojonegoro - Kesenian wayang krucil dan sandur di Bojonegoro, Jatim, terancam punah, sulit berkembang karena tidak ada generasi penerusnya dan kurang diminati masyarakat.
Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Saptatik, Rabu, mengatakan, kedua kesenian itu diperkirakan dalam beberapa tahun lagi punah kalau tidak ada generasi penerusnya.
Penyebabnya, lanjutnya, masyarakat sudah tidak ada yang berminat menggelar kedua kesenian itu dalam berbagai acara hajatan atau acara desa.
"Apalagi generasi penerus dua kesenian itu, juga sudah tidak ada lagi," katanya menegaskan.
Dalang wayang krucil di daerah setempat, menurut dia, jumlahnya semakin berkurang dan sekarang ini hanya tinggal dua orang dengan usia yang sudah lanjut yaitu Ki Narto dan Ki Raji. Jumlah dalang yang pernah ada juga tidak banyak hanya sekitar lima dalang pada 15 tahun lalu.
"Wayang thengul bisa berkembang, sebab minat masyarakat untuk menggelar cukup tinggi, tapi kalau wayang krucil masyarakat sama sekali tidak tahu," katanya.
Ia menjelaskan, pernah ada usaha membangkitkan wayang krucil dengan menampilkan dalang asal Bojonegoro, Nganjuk dan Blora, Jateng, di Bentara Budaya Jakarta pada 1994.
"Setelah itu tidak pernah ada lagi usaha membangkitkan kesenian wayang krucil," ucapnya.
Namun, lanjutnya, pihaknya dalam waktu dekat ini, akan menampilkan wayang krucil di Pendopo Pemkab sebagai usaha menggenalkan wayang krucil kepada masyarakat.
Sementara itu, menurut dia, kesenian sandur yang juga di klaim merupakan kesenian asli Bojonegoro, nasibnya tidak jauh berbeda, juga nyaris punah. Jumlah kesenian sandur, tidak pernah bertambah hanya ada satu grup di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota.
Itupun, katanya, generasi tua yang menekuni kesenian sandur, satu persatu meninggal dunia, hanya tersisa dua tokoh tua sandur di grup itu.
"Generasi muda yang menekuni Sandur tidak seahli generasi tua, dalam adegan yang serius, seperti ketika adegan "kalongking", atau adegan lainnya yang membutuhkan harus mendatangkan roh," katanya. (*).