DPRD Bojonegoro Permasalahkan Kerusakan Pasar Dander
Selasa, 15 Mei 2012 16:08 WIB
Bojonegoro - Komisi B DPRD Bojonegoro, Jatim, mempermasalahkan kerusakan Pasar di Desa/Kecamatan Dander, yang baru rampung dibangun dengan dana Rp7,5 miliar dari Kementerian Perdagangan.
Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro Chisbullah Huda, Selasa mengatakan, kerusakan Pasar Dander di antaranya banyak plafon jebol, tembok yang retak, jendela rusak.
"Kami melihat sendiri kerusakan Pasar Dander, ketika melakukan inspeksi mendadak, pekan lalu," katanya, dibenarkan anggota Komi B DPRD lainnya, Tri Kasih.
Menurut dia, Pasar Dander yang baru dibangun tersebut masih dalam tahap perawatan, sehingga kalau terjadi kerusakan masih menjadi tanggung jawab kontraktor.
"Kami mempermasalahkan, karena kerusakan yang ada agar bisa diperbaiki kontraktor, sebab kalau masa perawatan berakhir sudah tidak bisa lagi," ucapnya, tanpa menyebutkan kapan masa berakhirnya masa perawatan Pasar Dander.
Ia menjelaskan, pihaknya akan memangil Perusahaan Daerah (PD) Pasar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, juga pihak terkait lainnya, untuk membahas kerusakan Pasar Dander.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga akan meminta penempatan pedagang pasar tetap dilakukan berdasarkan kesepakatan awal, di antaranya pedagang kain menempati lantai dua.
Sebelum itu, jajaran Komisi B dan A DPRD menerima puluhan pedagang Pasar Dander yang mengadu, menuntut penempatan pedagang kain berada di lantai dua, bukan di lantai satu bercampur dengan pedagang lainnya.
Juru Bicara Pedagang Pasar Dander, Syafii kepada anggota dewan mengatakan, pengelola Pasar Dander mengubah rencana awal penempatan pedagang kain di lantai dua menjadi di lantai satu, tanpa melakukan musyawarah dengan para pedagang.
"Pedagang yang menempati lantai dua, mulai pedagang kue, ikan laut, juga pedagang lainnya," tuturnya.
Sementara itu, dari data pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pedagang yang menempati Pasar Dander yang sebelumnya 303 pedagang berkembang menjadi 326 pedagang.
Menurut Bupati Bojonegoro Suyoto, perombakan Pasar Dander dari pasar tradisional menjadi pasar modern tersebut, bisa dimanfaatkan mengantisipasi perkembangan wilayah Bojonegoro ke arah selatan.
"Perkembangan yang terjadi itu, karena Bojonegoro berubah menjadi kawasan industri migas," jelasnya.(*)