Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan Jawa Timur meluncurkan program East Java Inovative Education Summit (EJIES) 2025 sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah setempat.
"Adanya program ini dilatarbelakangi dari perkembangan dunia pendidikan yang dinamis," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Aries Agung Paewai di Surabaya, Kamis.
Berbagai persoalan dalam dunia pendidikan kerap dihadapi masyarakat, maupun satuan pendidikan. Apakah dari sisi kurikulum, ataupun fungsi pendidikan. Hal tersebut tentu tidaklah mudah dihadapi.
"Kami merasakan kepala sekolah, guru, maupun siswa berhadapan dengan ini setiap tahunnya. Oleh sebab itu kami buat langkah objektif dan sangat berperan penting untuk dunia pendidikan yakni inovasi," ujar Aries.
Menurut pria yang juga menjabat Pj Wali Kota Batu ini, banyak sekolah, guru dan siswa di Jawa Timur yang telah memiliki inovasi namun masih kebingungan untuk dampak dan output inovasi yang dibuat.
Di satu sisi banyak juga sekolah yang tidak punya langkah konkret dalam berinovasi. Karena itu, Dinas Pendidikan Jatim memacu sekolah melalui EJIES 2025.
Program inovasi ini, tambah Aries, wajib memberikan dampak bagi lingkungan satuan pendidikan baik murid, guru serta masyarakat luas.
Terkait produk inovasi yang dihasilkan dalam EJIES 2025, lanjut Aries kalau matang akan diolah di Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Jatim. Namun jika belum matang ada coaching clinic yang didampingi langsung dari ITS. Sehingga jika inovasi tidak bisa lolos tahun ini, bisa mengikuti di tahun 2026.
"Melalui coaching clinic ini akan menjadi wadah untuk menganalisa inovasi yang dicetuskan para kepala sekolah dan bidang-bidang," tuturnya.
Aries berharap program ini mampu mewadahi gagasan inovasi terbaik yang akan menjadi praktik secara menyeluruh pada lingkup pendidikan di Jawa Timur.
"Kita juga berharap ada langkah yang sangat bagus diawali Dinas Pendidikan Jatim untuk nafas pendidikan, terutama inovasi. Saya berharap sekolah berpacu terhadap perkembangan ilmu-ilmu yang ada. Walaupun nanti ada pergantian pimpinan nasional ada kebijakan baru. Tapi tetap ada perubahan signifikan di lingkungan pendidikan. Adanya perubahan ini mereka bisa menyesuaikan," jelasnya.
Melalui program ini, Aries juga berharap Pendidikan Jatim tetap menjadi barometer nasional.
Kepala Bidang GTK Dindik Jatim, Ety Prawesti menyebut EJIES 2025 bersifat wajib untuk diikuti seluruh lembaga SMA/SMK/SLB Negeri maupun Swasta. Rinciannya, 788 sekolah negeri dan 3.269 sekolah swasta.
Tak hanya itu, di tingkat sekretariat, bidang SMA, SMK, GTK, PKLK, UPT TIKP, UPT PTKK dan 24 Cabdin juga dituntut untuk mencetuskan inovasi demi kemajuan dan peningkatan pendidikan di wilayahnya masing-masing.
"Program ini menyambut baik gagasan pak Kepala Dinas bahwa tahun 2025 adalah tahun inovasi pendidikan. Karena itu kita terus dorong lembaga pendidikan untuk terus berinovasi menghasilkan karya-karya terbaik yang berdampak bagi masyarakat," ujar Ety.