90 UKM Berkarya di Joglo Kampoeng Batik
Kamis, 3 Mei 2012 17:33 WIB
Surabaya - Sebanyak 90 pengusaha kecil menengah (UKM) berkarya di salah satu pusat batik bernama Joglo Kampoeng Batik guna mengedukasi masyarakat Jawa Timur dan sekitarnya tentang sejarah maupun perkembangan komoditas tersebut saat ini.
Penggagas Joglo Kampoeng Batik, Herminyati Erwin, di Surabaya, Kamis, menjelaskan, dari 90 UKM batik yang memajang aneka produknya di Golden City Mall Surabaya dominasi 80 persen UKM berasal dari 38 kabupaten/kota se-Jatim.
"Contoh, Kediri, Blitar, Tretes, Tuban, dan Nganjuk," ditemui dalam "Prelaunching" Joglo Kampoeng Batik.
Sedangkan 20 persennya adalah UKM batik dari luar Jatim seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Solo, Jawa Barat, Bali, dan NTT.
Sementara itu, kehadiran pusat batiknya tersebut mendapat inspirasi dari beragamnya motif batik di 38 kabupaten/kota di Jatim.
"Cara membatiknya juga beraneka macam seperti mulai dari batik tulis, batik cap maupun paduan keduanya bisa dijumpai di berbagai daerah. Walau namanya Joglo, produk batik di sini juga memajang karya dari luar Jatim," katanya.
Ia meyakini, dengan kehadiran pusat batik ini para pengunjung tidak perlu repot memperoleh corak batik dari berbagai daerah khas Jatim hingga pelosok Nusantara.
"Selain belanja batik, masyarakat dapat mengenal sejarah batik seperti memahami munculnya batik Tuban yang kini berusia 200an tahun. Kami optimistis, penjualan di sini bisa mencapai Rp100 juta per bulan," katanya.
Selain itu Marketing Communication Golden City Mall Surabaya, Tenny C Poluan, menambahkan, pengunjung juga bisa mencicipi ragam kuliner khas Jatim, sampai mempelajari secara langsung menulis batik.
"Bahkan, pengunjung dapat membatik di sana sembari didampingi oleh pakarnya," katanya.
Pada masa mendatang, lanjut dia, berbagai karya yang dihasilkan oleh 90 UKM dapat memberi kontribusi positif bagi perkembangan peningkatan pendapatan di provinsi ini. Pusat perdagangan tersebut juga bisa menjadi ajang kreativitas seni yang mampu dinikmati siapa pun mulai tempat belanja, belajar, maupun rekreasi yang kental dengan karakteristik budaya Nusantara.
"Kami percaya dengan dipilihnya lokasi ini sebagai pusat batik Nusantara yang permanen, akan ada banyak pengunjung yang datang dan membeli karya batik pelaku UKM. Apalagi, tempat kami ini dekat dengan hunian ekspatriat dan jalan tol sehingga strategis bagi konsumen," katanya.(*)